Baru-baru ini untuk mengurangi beban perusahaan PT.PPA melakukan pembeliat aset PT Iglas sebagai bagian dari restrukturisasi perusahaan. Dana hasil penjualan tersebut akan digunakan untuk kebutuhan pembayaran pesangon bagi 429 eks pegawai Iglas yang selama ini belum terselesaikan.
Kondisi ketiga BUMN tersebut nyaris serupa, hidup tapi tak memiliki kehidupan. Nah, agak berbeda situasinya adalah PT.Istaka Karya (Persero) meskipun carut marut kondisi keuangannya sih sama saja, operasional mereka saat ini menurut Corporate Secretary Istaka Karya Yudi Kristanto seperti dilansir CNBCIndonesia.com berjalan seperti biasa, saat ini mereka tenagh menggarap 6 proyek dengan nilai Rp.1 triliun.
"Di Istaka masih aktivitas seperti biasa. Tahun ini ada 6 projek yang didapatkan di tahun ini dan dalam waktu dekat akan ada penambahan proyek. Itu tanggung jawab harus dikerjakan," kata Yudi, Rabu(06/10/21).
Meskipun demikian, kondisi keuangannya memang sudah tak tertolong lagi. Beban utang yang dimiliki salah satu BUMN karya ini jauh melebihi aset yang mereka miliki.
Kabarnya seluruh karyawan perusahaan ini akan segera direlokasi ke BUMN-BUMN karya lain, sebelum Istaka Karya kemudian akan dilikuidasi.
Jadi sebenarnya memang arah dari BUMN-BUMN yang sakit ini mau di tutup atau di likuidasi, namun tetap prosesnya membutuhkan waktu untuk diselesaikan.
Lantaran perusahaan-perusahaan tersebut masih memiliki kewajiban-kewajiban dengan pihak lain, dan itu harus ditunaikan terlebih dahulu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H