Hal ini menjadi tantangan lain bagi Anies, walaupun memang dalam jadwal sementara tersebut ada tanggal yang dikosongkan dengan status To be Decided yakni balapan tanggal 4 juni.
Tanggal tersebut menurut pendiri dan salah satu Direktur Formula e Alberto Longo memang disiapkan untuk JakartaÂ
"Kami tidak bisa mengumumkan kenapa kami menaruh TBD pada tanggal tersebut. Tapi pada dasarnya, kami punya kontrak untuk melakukannya di Jakarta," ujarnya, seperti dilansir detik.com beberapa waktu lalu.
Tapi ingat, andai memang Jakarta akan menJadi salah satu penyelenggara balapan formula e bulan Juni 2022 nanti, seharusnya persiapannya sudah harus dimulai mengingat waktu penyelenggaran tinggal 9 bulan lagi.
Sayangnya tanda-tanda itu belum terlihat,dimana lintasan balapannya saja belum jelas, Monas yang tadinya bakal dijadikan venue balapan ternyata izin penggunaannya tak diberikan oleh Sekretariat Negara sehingga kemungkinan tak akan dilangsungkan di lokasi tersebut.
Membangun lintasan balapan sekelas formula e, tentu saja tak mudah, ada standar -standar tertentu yang ditetapkan FIA meskipun memang tak seperti membangun sirkuit, karena balapan formula e memang menggunakan jalan umum sebagai lintasannya.
Namun tetap saja jalan yang akan digunakan harus dilapis ulang oleh aspal sesuai standar FIA, belum lagi fasilitas pendukungnnya.
Selain masalah teknis pelaksanaan, yang banyak disorot juga masalah urgensi dan dampak ekonomi penyelenggaraan balapan mobil formula e ini.
Apakah benar dampak ekonominya akan sedahsyat yang digembar gemborkan Anies dan Jakpro selaku penyelenggara  formula e Jakarta apalagi ditengah suasana pandemi Covid-19.
Bahkan pihak Jakpro beranggapan bahwa formula e bakal menjadi penanda kebangkitan ekonomi Indonesia.
"Jakarta ePrix 2022 akan menjadi salah satu trigger atau pemicu bangkitnya kembali ekonomi Jakarta dan Indonesia yang terpuruk akibat pandemi global Covid-19," kata Direktur Sportainment  Jakpro Maulana seperti dilansir Kompas.com, Selasa (23/03/21).