Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Keterbelahan Politik yang Tak Ada Akhirnya

30 Juni 2021   10:42 Diperbarui: 30 Juni 2021   10:58 234
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Alhasil keterbelahan terus terjadi, tapi sejumlah pengamat politik menyebut hal ini merupakan konsekuensi dari demokrasi dan kehadiran teknologi internet dalam masalah ini media sosial yang mengambil peran penting dalam mengkondisikan polarisasi ini, sehingga membentuk kantong-kantong algoritma sesuai dengan keberpihakannya.

Mungkin dalam situasi negara yang lagi ribet menghadapi pandemi Covid-19 dan dampak yang diakibatkannya ada baiknya semua pihak menahan diri untuk tak membelah masyarakat.

Kita tak akan bisa kemana-mana kalau keterbelahan itu dipelihara terus. Kontestasi politik seharusnya selesai saat kita sudah mendapatkan siapa yang berhak memimpin bangsa ini secara demokratis.

Bersama-sama kita membangun negeri ini setelahnya, sesuai peran masing-masing. Mungkin saat ini pihak yang satu memimpin pihak yang lainnya, tetapi mungkin disaat lain pihak yang saat ini berseberangan dengan pemerintah akan berbalik memimpin negeri ini.

Itulah esensi dari demokrasi, memastikan pergantian kekuasaan secara konstitusional yang tujuannya membawa bangsa Indonesia menjadi lebih sejahtera gemah ripah loh jinawi.

Namun, tetap harus diingat siapapun yang memimpin negeri ini masih tetap manusia, yang bisa salah dan sangat mampu berbuat benar.

Tak puas ya kritiklah secara proporsional dengan cara-cara yang baik dan elegan, ya hukum lah dengan tidak memilihnya lagi di kontestasi politik berikutnya.

Jika puas dukunglah, beri apresiasi yang layak secara proporsional juga jangan membabi buta.

Bersikaplah lebih proporsional dalam hal keberpihakan secara politis, sehingga keterbelahan dimasyarakat untuk urusan politik tak bersifat abadi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun