Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Pelajaran dari Ledakan Amarah Jason Tjakrawinata, Penganiaya Perawat di Palembang

17 April 2021   11:01 Diperbarui: 17 April 2021   11:15 3770
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kejadian ini bisa menjadi pelajaran berharga bagi kita semua, apalagi kita dalam suasana Ramadan yang memang ditujukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengelola amarah.

Sebetulnya apa yang terjadi pada Jason bisa terjadi terhadap siapa saja termasuk kita semua, lantaran salah satu sifat dasar manusia ya marah itu,  apalagi mereka yang memang memiliki karakter tamperamental.

Menurut Pakar Psikologi dari University of Alabama Dolf Zillman  dalam bukunya bertajuk "Emotional Intelegence" pemicu amarah yang universal adalah perasaan terancam bahaya.

Dalam kasus Jason mungkin ancaman bahaya itu dilihat akan terjadi pada seseorang yang ia sangat sayangi, anaknya.

Kejadian itulah yang disebut Zillman menimbulkan lonjakan emosi yang cukup intens, yang dipicu oleh naiknya secara drastis limbik yang berakibat ganda terhadap otak.

Salah satu bagian lonjakan tersebut adalah dikeluarkannya zat katekolamin, yang membangkitkan gelombang energi cepat sesaat, cukup untuk melakukan "serangkaian tindakan dahsyat"

Dan jika mengacu pada konteks Jason, seperti yang kita saksikan lewat videonya yang viral dan tersebar di dunia maya, Jason ketika melakukan penganiayaan terhadap perawat tersebut terlihat sangat intens dan seolah seperti orang yang tengah kesurupan memukul  membabi buta.

Ini lah fakta bahwa ledakan amarah yang tak terkendali dapat merugikan diri sendiri dan lingkungan disekitarnya.

Kini Jason harus mendekam di tahanan polisi untuk kemudian akan diproses secara hukum, perawat yang menjadi korban kemarahannya harus dirawat untuk trauma fisik maupun psikologis-nya.

Sang anak tentu saja akan terimbas demi melihat ayahnya menganiaya perempuan dihadapannya, dan istrinya harus menanggung penderitaan yang cukup panjang karena suaminya ditahan dan tentu saja akan ada stigma sosial yang terkadang sangat kejam.

Lantas bagaimana caranya mengelola amarah itu agar tak meledak seperti yang dilakukan Jason Tjakrawinata yang akhirnya bersifat destruktif.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun