Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Beda Soeharto, Lain Prabowo, Kacek Donald Trump dalam Menyikapi Kekalahan Politik

8 Januari 2021   10:22 Diperbarui: 8 Januari 2021   10:31 525
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Banyak pihak berpendapat, ini merupakan hasil tindakan gila Trump yang disinyalir menjadi bagian dari kerusuhan tersebut melalui hasutannya tersebut.

Kejadian yang sangat ironis bagi masyarakat AS dan Amerika Serikat sebagai sebuah institusi yang mengagung-agungkan dan menjadi panutan demokrasi dunia.

Tindakan egois Trump yang mencampur adukan ambisi pribadi dengan kekuasaan yang ia miliki, dalam menyikapi kekalahan politiknya secara memalukan, dan jauh dari sikap kenegarawanan yang seharus dimiliki oleh seorang pemimpin sebuah negara.

Hal ini jelas, benar-benar mencoreng wajah demokrasi dan politik AS. Untuk kondisi ini bisa lah kita warga negara Indonesia berkata

"Hai lihatlah Indonesia, kali ini demokrasi kami lebih baik".

Tentunya kita masih ingat dengan sangat jelas, bagaimana dahsyatnya polarisasi yang terjadi dimasyarakat Indonesia saat Pilpres Indonesia 2019 lalu, bahkan residunya masih terasa hingga saat ini.

Pendukung  dua pasangan yang mengikuti Pilpres 2019 lalu, Jokowi-Maaruf  dan Prabowo-Sandi  terlihat sangat all out mendukung pasangan masing-masing sehingga membuat rakyat Indonesia benar-benar terbelah.

Isu politik identitas keagamaan menjadi masalah utama saat itu, meskipun pasangan Jokowi sudah berusaha mengeleminir itu dengan mengajak KH Maaruf Amin sebagai Cawapres, namun upaya itu tak sepenuhnya berhasil, alhasil polarisasi tajam terus terjadi.

Selepas proses pencoblosan pilpres, dan sejumlah Lembaga Survey menunjukan bahwa hasil Quick Count memenangkan pasangan 01 Jokowi -Maaruf, resistensi dari pendukung 02 menimbulkan gejolak, Prabowo bahkan sempat melakukan klaim sebaliknya ia menyatakan dirinya bersama Sandiaga Uno yang memenangkan Pilpres 2019 yang dihiasi oleh sujud syukur seperti yang ia lakukan pada Pilpres sebelumnya tahun 2014.

Selanjutnya kita saksikan sendiri upaya Prabowo dan para pendukungnya untuk menggagalkan kemenangan Jokowi, meskipun sudah secara resmi KPU sebagai penyelenggara pemilu menyatakan demikian.

Mereka mengklaim bahwa telah terjadi kecurangan secara masif, sistemik, dan terstruktur. Klaim-klaim ini memenaskan situasi sehingga mendorong aksi pengerahan masa yang mengepung kantor KPU dan Bawaslu yang kemudian menimbulkan korban jiwa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun