Secara politis, isu ini pun digoreng oleh PKS yamg mengklaim bahwa banyak tenaga kesehatan yang mempertanyakan keputusan Jokowi menunjuk Budi sebagai Menkes.
Dalam pandangan PKS terlalu berisiko mengambil menteri kesehatan yang bukan berlatar belakang pendidikan kesehatan di saat pandemi seperti ini.
Saya tak tahu apakah klaim itu benar adanya, karena kebiasaan klaim-klaim mengatasnamakan pihak lain ya sepertinya memang nature-nya mereka, padahal belum tentu juga para tenaga kesehatan mengatakan demikian.
Buktinya  pihak Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tak mempermasalahkan hal tersebut. Seperti diungkapkan Ketua Satgas Covid-19 PB IDI, Dr. Zubairi Djoerban.
"Mengenai latar belakang Pak Budi Gunadi Sadikin yang ramai dipermasalahkan karena beliau bukan dokter, menurut saya itu enggak masalah," kata Zubairi seperti dilansir Kompas.com, Rabu (23/12/20).
Ia berpandangan untuk menghadapi tantangan terkini dalam masa pandemi yang penting itu bukan.profesinya, tapi implementasi kebijakannya ssbagai Menkes.
Di era pandemi seperti ini menurut hemat saya salah satu hal hal yang penting dalam fungsi kepemimpinan di bidang kesehatan  adalah seorang menteri yang dapat membangun kepercayaan seluruh pemangku kepemtingan di bidang kesehatan termasuk masyarakat.
Dan untuk urusan itu, namanya membangun kan butuh waktu agar prosesnya bisa berjalan. Kalau belum apa-apa sudah di vonis negatif, ke depannya akan menjadi tak kondusif bukan hanya dalam hal penanganan Covid-19 tapi fungsi Kemenkes secara keseluruhan.
Marilah kita berikan waktu pada Menkes yang baru BGS untuk bekerja, memperbaiki yang kurang baik dan mengakselerasi yang sudah dalam jalurnya.
Ada sejumlah tantangan yang harus dihadapi Menkes baru ini yang berkaitan dengan pandemi ini.
Bersama Satgas Covid-19 BGS harus mampu tetap menjaga atau bahkan meningkat mood masyarakat dalam mematuhi protokol kesehatan, meskipun vaksin sudah ada.