Logical fallacy lain dalam perdebatan pro dan kontra UU Ciptaker ini adalah Argumentatum ad Hominem. Sesat pikir seperti ini bisa terjadi karena kurangnya pengetahuan atas sesuatu yang diperdebatkannya.
Sekarang, mungkin hanya sedikit saja yang benar-benar sudah membaca UU Omnibus Law ini secara keseluruhan dan memahaminya.
Makanya ketika orang yang sudah membaca dan memahaminya tersebut membelokan apa isi sebenarnya dari UU tersebut, dengan mudah orang-orang yang tak memiliki pengetahuan yang cukup tentang UU tersebut dengan mudah dapat dipengaruhi.
Hal itu terbukti dengan banyak hoaks yang beredar di masyarakat. Ketika hoaks itu berusaha ditangkal dengan membeberkan fakta-fakta dalam UU itu yang sebenarnya.
Mereka menggeser perdebatan itu pada ranah yang berbeda, tak lagi isi pasal demi pasal tapi urusan jumlah halaman yang diyakini dan disebarkan ke masyarakat sebagai upaya dari pemerintah untuk memanipulasi UU tersebut.
Dan terakhir sesat pikir dalam perdebatan yang tak berkesudahan tentang UU ini ialah Dilema Palsu atau Dilemma Dilemma.
Sesat pikir ini terjadi  ketika seseorang yang memiliki pengaruh menawarkan pilihan yang sangat terbatas, ketika pilihan lain masih ada.
Opsi yang sesuai dengan keinginannya akan dibuat begitu indah dan rasional, sementara opsi lain yang berlawanan dengan keinginanannya akan dibuat sebaliknya begitu buruk dan tak logis.
Dengan kata lain, sesat pikir jenis ini selalu menghadap-hadapkan antara hitam dan putih. Jadi pilihannya anda ikut saya berarti benar, tapi siapapun yang berbeda pendapat dengan saya sudah pasti salah.
Masih ingat omongan Presiden Amerika Serikat George W Bush saat ia memerangi teroris pasca kejadian 911.Â
"Jika kalian tak bersama Amerika, maka kalian bersama teroris."