Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Hans Christian Andersen, Raja Pendongeng dan Perannya Dalam Literasi Anak

19 September 2020   20:22 Diperbarui: 19 September 2020   21:45 445
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sampai saat ini karya-karya dongeng yang ditulis HC Andersen telah dialih bahasakan ke dalam 147 bahasa yang berbeda dengan berbagai pendekatan ada yang berupa teks saja,  cerita bergambar hingga komik.

Tak ada keterangan resmi terkait kuantitas karya-karya HC Andersen yang terjual, mungkin karena saking banyaknya orang mencetak ulang dongeng-dongeng yang ia tulis, seolah karyanya itu seperti sudah menjadi milik seluruh warga dunia.

Jika kita rajin menjelajahi toko buku, kita akan tahu setiap tahun ada saja karya HC Andersen ini yang dicetak dengan berbagai versi, dan visual-visual yang cantik nan menarik.

Pada dasarnya fairytales ciptaan HC Andersen ini berpijak pada dua kategori.  Pertama, sastra lisan yang merupakan cerita yang sudah ada sebelumnya dan beredar luas dimasyarakat Eropa saat itu yang kemudian ia tulis ulang sesuai interpretasinya.

Kedua, dongeng-dongeng asli yang merupakan hasil karya orisinalnya sendiri. Dongeng-dongeng tulisan dari Andersen kemudian memengaruhi penulis lain yang banyak menulis sastra anak seperti misalnya dongeng-dongeng karya Oscar Wilde.

Walaupun sejatinya ada saling memengaruhi antar penulis fairytales saat itu, konon katanya HC Andersen pun terpengaruh juga oleh tulisan-tulisan Charles Dickens yang membesut cerita The Huckleberry Finn atau Emile Bronte yang salah satu karyanya sangat terkenal The Grimms Brothers.

Sebenarnya awal karir kepenulisannya HC Andersen tak langsung menulis cerita-cerita anak. Karyanya pertama kali mendapat pengakuan pada 1829 dan iti adalah sebuah cerita pendek romantis berjudul A Journey on Foot from Holmen's Canal to The East Point of Amager.

Menurut buku Biography nya The Fairy Tale of My Life, Ia mulai menulis saat bekerja sebagai aktor di Danish Royal Theatre di Kopenhagen di bawah bimbingan Jonas Collins, karena Collins memaksanya untuk menulis.

Dalam kesempatan yang sama dengan dibiayai oleh Jonas Collins ia kuliah di perguruan tinggi kenamaan Denmark University of Copenhagen.

Setelah karyanya yang pertama tersebut, kemudian ia menulis berbagai naskah cerita untuk kebutuhan pertunjukan di theatre-nya.

Selain itu ia pun menulis puisi-puisi yang kemudian  dibuku kan, salah satu puisinya yang terkenal berjudul The Dying Child dan berbagai tulisan tentang catatan perjalanan. Karya-karyanya mendapat atensi publik hingga atas bantuan Collins ia mendapatkan dana hibah dari Raja Denmark saat itu, Raja Fredrik VI.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun