Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Wapres Maaruf Amin Antara Ada dan Tiada?

31 Agustus 2020   08:48 Diperbarui: 31 Agustus 2020   10:35 1411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Beberapa waktu lalu sempat beredar narasi yang menyatakan bahwa  KH.Maaruf Amin mundur dari jabatannya sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia dan akan di gantikan oleh Menteri Pertahanan Prabowo Subianto.

Menurut penulusuran yang dilakukan Cek Fakta MediaIndonesia.Com, narasi ini bermula dari akun Facebook Suara Milenial yang mengunggah video dengan caption,

"Maaruf Amin Jadi Umpan!! Nyata!!Maaruf Amin Mundur Ganti Prabowo Jadi Wapres!!

Sekilas juga sebenarnya sudah dapat ditebak bahwa ini merupakan fake news alias hoaks. Bukan kali ini saja jabatan Maaruf Amin sebagai Wapres menjadi amunisi para pembuat hoaks.

Sebetulnya tak mengejutkan juga sih, hoaks mundurnya Maaruf Amin sebagai Wapres  itu berulang kali terjadi apalagi belakangan setelah pandemi Covid-19 terjadi. Keberadaan orang nomor 2 di Republik ini seperti menghilang ditelan bumi.

Sang Kyai tak banyak tampil di publik, aktivitasnya kian terbatas, mungkin hanya rapat-rapat internal saja yang ia lakukan.

Jujur saja bagi saya ini sangat mengecewakan, walaupun sudah bisa diperkirakan sebelumnya bahwa performanya bakal sangat terbatas mengingat beberapa hal termasuk masalah usia.

Di saat Pandemi seperti ini seharusnya Wapres bisa mengambil peranan yang lebih strategis dalam penanganan Covid-19, dari hanya sekedar rapat-rapat internal.

Jauh berbeda saat Wapres dijabat oleh Jusuf Kalla, di periode pertama nya Pemerintahan Jokowi. Ketika bencana besar gempa bumi dan tsunami terjadi di Sulawesi Tengah pada tahun 2018, Wapres Jusuf Kalla langsung turun dan bertindak sebagai Ketua Satgas penanganan bencana saat itu.

Presiden Jokowi terlihat sangat percaya terhadap Wakil-nya itu mampu mengurus pemulihan bencana yang saat itu terjadi. Padahal gempa Sulawesi 2018 dampaknya hanya lokal, tak seluas seperti pandemi Covid-19.

Berbeda dengan saat ini ketika Pandemi terjadi, Ketua Satuan Tugas (Satgas) malah dipegang oleh Ketua Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB)  Doni Munardo, walaupun kemudian struktur Satgas Penanganan Covid-19 berubah menjadi lebih luas cakupannya dan besaran tanggungjawabnya, tak hanya masalah kesehatan, namun terkait juga masalah pemulihan ekonomi Indonesia.

Saya pikir seharusnya yang menjadi Ketua Satgas Penanganan Covid-19 adalah Wapres Maaruf Amin, karena cakupan masalahnya sangat luas mulai dari lintas Instansi pemerintahan di pusat sampai daerah sehingga secara birokratis komandonya bisa lebih jelas dan tak terkesan lompat pagar.

Selain itu, jika Wapres menjadi Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 yang menangani day to day operational pemerintah lebih menampakan keseriusannya dalam menangani pandemi Covid-19, alih-alih di jabat oleh Menteri BUMN Erick Thohir.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun