Karena pada dasarnya setiap karya Coelho berpijak pada pengalaman hidupnya sendiri. Salah satunya pengalaman masa kecilnya yang tumbuh besar di keluarga kelas menengah di kota besar Rio de Jenerio Brazil.
Karena ia tumbuh di kelas menengah Brazil tuntunan untuk meraih sukses dengan ukuran limpahan materi sangatlah besar.
Sebagai sebuah negara berkembang seperti halnya Indonesia, Â peta ukuran sukses Brazil tak akan jauh berbeda. Masyarakat disana bakal melihat kesuksesan seseorang berdasarkan materi yang dimilikinya.
Untuk itulah kemudian kedua orang tua Coelho yang merupakan seorang Insinyur arsitek, menginginkan anaknya untuk meneruskan cita-cita ayahnya menjadi Insinyur
Kerika Coelho kecil beberapa kali mengungkapkan keinginannya untuk menjadi penulis tapi kedua orang tuanya menentang habis-habisan.
Meskipun saat kecil beberapa kali ia menjuarai berbagai lomba menulis puisi, tapi tak ada kebanggaan yang dirasakan oleh mereka.
Namun Paolo kecil terus bersikeras untuk menjadi penulis, meskipun kedua orangtuanya tak merestuinya
Akibatnya kemudian Coelho menjadi seorang pemberontak, seluruh aturan keluarganya ia terabas, sebagai bentuk penolakan terhadap keinginan orang tuanya.
Ia keras dan terus berjuang untuk menjadi seorang penulis, sampai kemudian sang ayah, Pedro, saking kesalnya dengan ulah memberontak Coelho, menganggap Coelho mengalami gangguan jiwa.
Menurut  laman resminya PauloCoelhoblog.com, pada usia 17 tahun ia sempat mendekam beberapa lama di salah satu institusi kejiwaan anak untuk melakukan test panjang kondisi kejiwaanya.
Berbagai bentuk terapi ia jalani mulai dari terapi wawancara hingga terapi kejut listrik yang sangat berbahaya bagi otak manusia.