"Dan, saat kamu menginginkan sesuatu, segenap alam semesta bersatu untuk membantu meraihnya"
Kutipan kalimat tersebut dapat kita temukan dalam salah satu novel seorang sastrawan besar asal Brasil, Paulo Coelho, yang bertajuk The Alchemist
Kalimat sarat makna tersebut hanyalah sejumput dari pemikiran yang dituangkan ke dalam berbagai karya penulis yang lahir di Rio de Jenerio 73 tahun yang lalu itu.
The Alchemist, merupakan masterpiece dari penulis yang bukunya  telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa dengan penjualan lebih dari 160 juta eksemplar.
Dalam Bahasa Indonesia, buku ini dikenal dengan judul Sang Alkemis, jika dimaknai lebih jauh seolah akan menelanjangi kebodohan kita dalam meriah impian.
Ketika seseorang ingin meraih mimpinya maka ia harus siap menghadapi rintangan yang pasti akan datang menghadanya.
Mimpi hanyalah tinggal buaian belaka jika kita hanya sibuk menggantungkannya diatas langit, tanpa berusaha menggapainya, seperti masa kecil kita dulu.
Banyak orang mengatakan bahwa buku ini merupakan kitabnya para pemimpi. Ingat setiap mimpi itu butuh perjuangan untuk diwujudkan, tak seperti makan gula-gula yang manis awalnya namun jika kebanyak malah menimbulkan penyakit.
Mimpi itu adalah Bitter Sweet, pahit diawal namun manis diakhir. Artinya setiap mimpi, cita-cita, harapan ketika kita mulai mewujudkannya selalu akan ada rintangan, so be prepared.
Itulah sekelumit salah satu karya besarnya dari banyak karya-karya Paulo Coelho yang kerap kali menjadi bahan diskusi dan perdebatan dalam ranah sosial dan budaya.
Filosofi imaterialismenya dalam setiap karyanya berhasil menginspirasi begitu banyak pembacanya untuk memahami dunia dengan cara pandang yang tak terkesan menggurui.