Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Paulo Coelho, Sang Alkemis

22 Agustus 2020   11:13 Diperbarui: 22 Agustus 2020   11:29 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Dan, saat kamu menginginkan sesuatu, segenap alam semesta bersatu untuk membantu meraihnya"

Kutipan kalimat tersebut dapat kita temukan dalam salah satu novel seorang sastrawan besar asal Brasil, Paulo Coelho, yang bertajuk The Alchemist

Kalimat sarat makna tersebut hanyalah sejumput dari pemikiran yang dituangkan ke dalam berbagai karya penulis yang lahir di Rio de Jenerio 73 tahun yang lalu itu.

The Alchemist, merupakan masterpiece  dari penulis yang bukunya  telah diterjemahkan ke dalam 67 bahasa dengan penjualan lebih dari 160 juta eksemplar.

Dalam Bahasa Indonesia, buku ini dikenal dengan judul Sang Alkemis, jika dimaknai lebih jauh seolah akan menelanjangi kebodohan kita dalam meriah impian.

Ketika seseorang ingin meraih mimpinya maka ia harus siap menghadapi rintangan yang pasti akan datang menghadanya.

Mimpi hanyalah tinggal buaian belaka jika kita hanya sibuk menggantungkannya diatas langit, tanpa berusaha menggapainya, seperti masa kecil kita dulu.

Banyak orang mengatakan bahwa buku ini merupakan kitabnya para pemimpi. Ingat setiap mimpi itu butuh perjuangan untuk diwujudkan, tak seperti makan gula-gula yang manis awalnya namun jika kebanyak malah menimbulkan penyakit.

Mimpi itu adalah Bitter Sweet, pahit diawal namun manis diakhir. Artinya setiap mimpi, cita-cita, harapan ketika kita mulai mewujudkannya selalu akan ada rintangan, so be prepared.

Itulah sekelumit salah satu karya besarnya dari banyak karya-karya Paulo Coelho yang kerap kali menjadi bahan diskusi dan perdebatan dalam ranah sosial dan budaya.

Filosofi imaterialismenya dalam setiap karyanya berhasil menginspirasi begitu banyak pembacanya untuk memahami dunia dengan cara pandang yang tak terkesan menggurui.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun