Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Menakar Minat Prabowo untuk Memborong Pesawat Tempur Eurofigther Typhoon "Apkiran" Austria

23 Juli 2020   08:43 Diperbarui: 23 Juli 2020   09:13 388
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menteri Pertahanan Republik Indonesia Prabowo Subianto dikabarkan kini tengah berupaya untuk mendapatkan 15 unit pesawat Eurofighter Typhon yang tadinya milik Angkatan Udara Austria.

Seperti yang dilansir Kompas.Com, upaya Prabowo untuk memborong pesawat tempur Eurofighter Typhoon generasi pertama Tranche 1 bekad pakai ini dilakukan dengan mengirim sepucuk surat kepada Menteri Pertahanan Austria, Klaudia Tanner.

Surat penawaran pembelian pesawar tempur oleh Prabowo sudah tersebar di media masa, salah satunya diberitakan media Austria Kleine Zeitung pada Sabtu (18/07/20).

"Saya ingin menawarkan membeli 15 pesawat tersebut untuk TNI AU dan semoga proposal saya ini menjadi pertimbangan resmi," tulis Prabowo di surat tersebut.

Surat tersebut bernomor 60/M/VII/2020 tertanggal 10 Juli 2020 diberi Subjek "Proposal About Eurofigther Typhon Aircraft".

Pesawat Tempur Eurofighter Typhon yang diminati Prabowo ini merupakan buatan konsorsium Airbus, BAE  System dan Eurofighter Gmbh.

Pesawat bersayap delta ini menurut situs Eurofigther merupakan pesawat tempur multi peran yang kelasnya setara dengan SU-27 Flanker buatan Rusia atau F-15 Figther buatan Amerika Serikat.

Pesawat yang pertama kali operasional pada tahun 2003, telah diproduksi 3 varian, dari mulai generasi pertama Tranche 1 Tranche 2 dan yang paling mutakhir Tranche 3A.

Eurofigther Typhoon milik Austria yang diminati Prabowo merupakan generasi pertama atau paling kuno, Tranche 1.

Mengutip Defense News varian ini merupakan varian yang sudah usang dan kemampuannya tak mencukupi untuk peperangan masa kini.

Andai pun di-upgrade, mentok pada Trance 1 Block 5 tak bisa sampai ke varian 2 apalagi Trance 3A. Dan anggaran yang harus disediakan untuk melakukan upgrade tersebut sangat besar.

Selain itu biaya operasional pesawat ini pun sangat mahal yang bisa mencapai 80.000 Eiro atau setara dengan Rp. 1,3 miliar per jam. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun