Alasan keterlambatan, disebutkan Kookmin karena ada kendala bahasa dan perbedaan waktu mengingat mereka mentransfer dana tersebut melalui salah satu bank di Amerika Serikat.
“Kookmin menempatkan dana sebesar US$ 200 juta. Selanjutnya Bank Bukopin segera menyelenggarakan RUPS dan RUPSLB mengenai penetapan Kookmin Bank menjadi pemegang saham pengendali mayoritas Bukopin di atas 51%," terang Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik OJK, Anto Prabowo, Senin (16/6/20). Seperti dilansir Kontan.co.id
Lantas bagaimana Bosowa? mereka akan menambah kembali dana sesuai dengan jadwal right issue yang telah ditetapkan setelah RUPS 18 Juni 2020.
"Kekurangan dananya akan segera kami penuhi sesegera mungkin sesuai dengan jadwal pelaksanaan PUT V tersebut," ungkap Sadikin Aksa Direktur Utama Bosowa Grup, Senin (15/6/20). Seperti dilansir Bisnis.Com.
Menurut perhitungan, sesuai kabar terakhir yang didapat,selembar saham Bukopin dalam right issue itu akan dihargai sebesar Rp.190 per lembar saham.
Dengan asumsi sebesar itu maka Bosowa Corporindo harus menyediakan dana sekitar Rp. 200 miliar-an untuk menyerap 1,09 juta lembar saham yang merupakan haknya.
Sebelumnya mereka telah menyetor sebesar Rp. 193,5, miliar jadi kekurangannya tak terlalu besar sepertinya mampu dipenuhi oleh Bosowa.
Komisaris Utama Bosowa Erwin Aksa meyakinkan itu bahwa dana sebesar Rp.46 miliar telah disiapkan untuk memenuhinya.
"Ada 46 miliar di rekening giro, tinggal dipindahkan. Tinggal harga right issue-nya," ujar Erwin.
Jika sebagai saham terbesar saja  Bosowa hanya menyetor  sebesar Rp.200 miliar untuk menyerap haknya dalam right issue tersebut, mengapa KB Kookmin menyetorkan uang yang jumlahnya hingga lebih dari 10 kali lipat dibandingkan haknya?
Kelihatannya yang saat ini sedang terjadi adalah proses akuisisi bank Bukopin  oleh KB Kookmin  dengan cara menambah jumlah kepemilikan sahamnya dari 21,9 persen menjadi  51 persen atau lebih saham Bank Bukopin.