"Saya melihat kehidupan kenegaraan kita terakhir ini membangun kediktatoran konstitusional, bersemayam dibalik konstitusi seperti godok Perppu jadi UU dan sejumlah kebijakan-kebijakan lain," ujarnya.
Atas dasar hal-hal tersebut dan dirinya merujuk pada pemikir Islam modern Rasyid Ridho, Din Syamsudin meminta agar masyarakat tak segan untuk melawan pemerintahan yang dipimpin oleh kepemimpinan yang zalim, apalagi jika kepala negara tersebut melanggar konstitusi.
Pernyataan-pernyataan Din Syamsudin sepertinya tak berdasar dalam konteks Indonesia seperti yang ia sebutkan.
Jika memang kediktatoran yang cenderung represif memang terjadi, bisa saja setelah ia mengucapkan hal-hal tersebut dirinya sudah ditahan oleh pemerintah.
Tapi nyatanya itu tak terjadi, berbagai undang-undang yang disusun bukan semata hasil kerja Pemerintah, yang berhak melakukan legislasi ya Dewan Perwakilan Rakyat (DPR).
Jika yang dimaksud Perppu yang jadi UU itu, Perppu nomor 1 tahun 2020 tentang kebijakan keuangan terkait penanganan Covid-19.
Itu dibutuhkan karena tanpa Perppu yang kini telah disahkan menjadi UU tersebut, penanganan pandemi ini akan tersendat.
Dan wajar saja penyelenggara negara meminta perlindungan agar kebijakan yang dibuatnya berdasarkan niat baik, tak menjadi masalah hukum dikemudian hari.
Karena kerap kali kebijakan yang berkaitan dengan keuangan negara, meskipun tak ada unsur niat buruk seperti memperkaya diri atau kelompok tertentu, ketika ada masalah pejabat tersebut diseret-seret secara hukum.
Pemakzulan ini bukan perkara mudah hanya dengan tuduhan-tuduhan tak berdasar. Memang belakangan ini ketika pemerintahan Jokowi sedang berjibaku berjuang menangani pandemi Covid -19 dengan berbagai eksesnya terutama aspek ekonomi, banyak kaum opportunis yang dari awal memang tak suka kepada pemerintahan Jokowi, malah mempergunakan momen krisis ini untuk merongrong pemerintah, alih-alih bersinergi secara bersama-sama menangani pandemi ini.
Seperti diketahui, bukan hanya Din Syamsudin, Amin Rais pun berujar hal yang serupa. Kita tahulah siapa mereka itu.