Demi  mendengar jawaban Jokowi,  Najwa Shihab terlihat kaget, dan langsung secara spontan ia kembali bertanya, "apa bedanya bapak, antara mudik dan pulang kampung,"tanya Najwa.
Kemudian Jokowi menerangkan  apa perbedaan dua kalimat tersebut, yang sepertinya di mata awam terlihat sama saja.
Nah, 2 pertanyaan inilah yang kemudian menjadi bahan perbincangan yang ramai  diberbagai platform media sosial, kata pulang kampung dan mudik menjadi trending topik di Twitter, jutaan akun menanggapinya.
Channel Youtube Narasi TV untuk topik ini tembus 3 juta viewer, angka yang luar biasa besar. Topik mudik dan pulang kampung ini kemudian memicu hujatan kepada Jokowi oleh para pihak yang bersebarangan, oposisi, dan pembenci Jokowi.
Dilain pihak para pendukung Jokowi membelanya seraya menghujat dan menyerang  Najwa Shihab yang mereka anggap kecentilan karena menganggap pertanyaan tentang mudik dan pulang kampung itu adalah upaya genit Najwa untuk menggoda Jokowi agar terlihat salah dimata publik.
Saya melihat ini sebuah keberuntungan dan kepiawaian Najwa dalam membangun sebuah wawancara, dan hebatnya Jokowi sendiri tak merasa terganggu dengan kondisi itu, karena memang ia merasa tak ada upaya memelintir sebuah kata untuk memojokannya, semua mengalir begitu saja.
Momen ini mungkin jarang sekali didapatkan oleh seorang anchor news lain. Namun tentu saja Najwa pun harus bersiap menerima umpatan, cacian dan makian serta hujatan yang ditujukan kepada dirinya terkait produk jirnalistik yang ia buat.
Antara Najwa Shihab dan para pendukung  pemerintah Jokowi dan pihak yang berseberangan dengan Jokowi itu ikatannya seperti benci tapi rindu.
Ya bisa lah disebut begitu relasi antara mereka, tentunya kita masih ingat ketika Najwa ditolak oleh para pendukung Prabowo -Sandi untuk menjadi moderator dalam salah satu seri Debat Capres 2019 lalu, karena dianggap lebih memihak Jokowi, yang juga dihiasi ujaran tak mengenakan kepada Najwa Shihab
Tapi dalam.kesempatan lain, seperti dalam wawancara pandemi Covid -19 ia malah diglorifikasi oleh para lawan politik Jokowi, dan di bully oleh para pemdukung Jokowi.
Itulah susahnya berada dalam posisi di tengah-tengah seperti Najwa, harus siap dihujat oleh kedua belah pihak.Â