Padahal semua tahu dalam situasi pandemi seperti ini sangat dibutuhkan adalah kesatuan bersama seluruh elemen masyarakat.
Kritik boleh saja tapi akan lebih baik berdasarkan fakta dan data yang jelas. Tak sumir seperti yang kerap diucapkan oleh Said Didu ini.
Bagaimana ia tahu yang terjadi secara jelas dalam sebuah kejadian yang tak dia saksikan dengan mata kepala sendiri.
Padahal, faktanya menurut Menkeu Sri Mulyani Indrawati seperti yang dilansir Tempo.co, Alokasi dana awal untuk pembangunan infrastruktur di ibukota baru telah ditunda, dan fokus anggaran dialihkan untuk menangani pandemi Covid-19.
"KemenPUPR telah menggeser anggaran mereka, termasuk pengeluaran terkait dengan ibu kota baru, untuk menambah rumah sakit,” kata Sri Mulyani
Dan parahnya kabar burung yang tak jelas asal-usulnya tersebut ia sebarkan melalui media sosial dan dikonsumsi oleh masyarakat luas.
Ya, jelas saja Luhut Binsar Pandjaitan meradang, dan kemudian meminta Said Didu untuk mengklarifikasi dan meminta maaf secara langsung kepadanya terkait ucapan dalam wawancaranya tersebut.
Namun ia menolak untuk meminta maaf, malah mengirim surat kepada Luhut yang berisi pembenaran terhadap ucapannya tersebut.
Akhirnya ya begini, Said Didu harus berhadapan dengan aparat hukum. Bukan kali ini saja sebenarnya Said Didu memicu berita yang tak jelas kebenarannya malah lebih dekat pada fitnah.
Ia pun kerap menyerang pribadi Presiden Jokowi, seperti berbagai cuitan lewat akun Medsos yang menyangsikan bahwa Presiden Jokowi lulusan dari Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada (UGM).
Dan isu itu terus ditebarkan mulai dari saat Pilpres 2019 lalu hingga saat ini. Said Didu merupakan salah satu pihak yang tak bisa move on dari proses politik yang telah lama berakhir.