Berbagai krisis ekonomi sudah pernah dilewati oleh bangsa Indonesia, terakhir krisis moneter yang kemudian bertransformasi menjadi krisis multi dimensi pada tahun 1998.
Tahun 2008 dunia memang sempat terkena krisis keuangan yang lain akibat Sub-Prime Mortgage yang berepicentrum di Amerika Serikat. Tetapi dampaknya tak terlalu berasa sampai ke masyarakat paling bawah di Indonesia.
Namun krisis besar atau kecil tetap saja akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi, tingkat kemiskinan dan ketimpangan.
Biasanya krisis yang berujung shock ekonomi di Indonesia penyebabnya gejolak sosial dan politik maupun imbas situasi ekonomi global.
Misalnya seperti pertengahan dan akhir 2019 perang dagang antara dua negara adi kuasa China dan Amerika Serikat, yang secara ekonomi kemudian memengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Berbeda dengan berbagai krisis sebelumnya , krisis yang kini sedang terjadi disebabkan oleh sebuah katastropi akibat pandemi Covid-19.
Kondisi ini tak hanya mengguncang keselamatan dan kesehatan masyarakat. Imbas dari pandemi ini juga mengguncang dengan sangat keras perekonomian dunia, termasuk Indonesia. Situasi ekonomi berpotensi menjadi  tak terkendali.
Hal ini sebenarnya sudah terkonfirmasi setelah International Monetary Fund (IMF) melalui Managing Director-nya, Kristalina Georgieva dalam Konperensi Pers, seperti yang dilansir oleh CNBC Senin (06/04/20)
"Tidak pernah dalam sejarah IMF kita menyaksikan perekonomian global melambat untuk.kemudian berhenti."Ujarnya.
Ia pun meyakini krisis ekonomi yang diakibatkan oleh pandemi Covid-19 saat ini lebih berat dari berbagai krisis ekonomi dan finansial sebelumnya.
Kondisi ekonomi global yang nyaris berhenti bergulir juga terjadi di Indonesia. Banyak ekonom dan para pakar ekonomi mengkalkulasi dampak pandemi Covid-19 terhadap perekonomian Indonesia.