Namun kebijakan ini hanya berlaku di atas kertas saja, faktanya di lapangan lembaga-lembaga keuangan tersebut seperti sepakat untuk menolak seluruh permintaan penundaan pembayaran angsuran sampai pihak pemilik kredit membuktikan sebaliknya, bahwa usaha mereka memang terdampak oleh pandemi Covid-19.
Lucunya lagi kemudian ada ujaran dari Jubir Presiden, bahwa penundaan Kredit ini di utamakan bagi yang positif terinfeksi Covid-19.
Sungguh aneh, di awal ucapan Jokowi tak seperti itu. Bikin kebijakan dalam saat seperti ini kok mencla mencle.
Saya pikir Jokowi akan bertindak taktis menghadapi krisis ini, seperti ketika ia berbicara kebutuhan nvestasi dan Ibukota Baru.
Rakyat membutuhkan arahan yang jelas, taktis dan mudah dipahami. Misalnya,
"jika dalam 10 hari penambahan kasus dan korban meninggal akibat infeksi Covid-19 tak menunjukan penurunan atau melambat, maka akan dilakukan karantina wilayah di daerah Jabidetabek misalnya. Seluruh biaya hidup golongan bawah akan dijamin oleh pemerintah, kita udah siapkan dananya untuk itu, masing-masing  dapat sekian berupa kebutuhan pokok dan sebagian uang tunai"
Begitu misalnya, kebijakannya itu sebisanya harus komprehensif tak parsial seperti saat ini. Hal seperti ini harus cepat dilakukan agar tak terlambat seperti Italia
Memang benar tak hanya Indonesia yang seperti kebingungan , semua negara jugaterlihat kebingungan, karena kondisi seperti ini tak pernah terjadi sebelumnya.
Tak terbayangkan bahwa pandemi seperti itu akan terjadi dalam era modern seperti saat ini, walaupun beberapa ahli epidemologi pernah memperingatkan hal ini.
Bahkan Bill Gates Founder Microsoft sekaligus Philantropis pernah berbicara tentang kemungkinan pandemi virus terjadi, berulang kali. Ia menyoroti tak siapnya dunia menghadapi wabah ini.
Beberapa negara  seperti China, Korea Selatan, Taiwan dan Singapura di awal Covid-19 ini menyebar, membuat kebijakan yang bagus untuk mengurangi atau menekan penyebaran virus ini.