Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Saat Jakarta Dinyatakan Genting karena Virus Corona, Sudah Benar?

3 Maret 2020   13:46 Diperbarui: 3 Maret 2020   14:49 397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Agak kaget juga saat membaca berita yang dilansir oleh Kompas.Com " Anies Sebut Jakarta Genting Karena Corona Virus" saya potong disitu saja judul beritanya yang sebenarnya masih ada tambahannya.

Jika merujuk pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Genting  artinya Kecil, hampir putus, tegang; berbahaya ( tentang keadaan yang mungkin segera menimbulkan bencana, perang dan sebagainya)

Nah bila kita sambungkan ke dalam konteks kalimat yang dimaksud dalam ucapan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berarti genting yang dimaksudnya adalah situasi Jakarta dalam keadaan berbahaya.

Anies Baswedan mengatakan karena ada 2 orang yamg kini dinyatakan positif terpapar Virus Corona dan sedang dirawat di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianto Saroso Jakarta Utara, maka situasi Jakarta bisa dimaksukan ke dalam klasifikasi genting.

"Kita menyadari ini situasi urgent atau situasi genting. Karena itu, segalanya harus dikerjakan dengan cepat dan harus responsif," ujar Anies di Balai Kota Jakarta. Senin (02/03/20). Seperti yang saya kutip dari Kompas.com.

Dasar pernyataan tersebut adalah merespon  kondisi terkini terkait keberadaan 2 kasus positif  Virus Corona yang kini ada di Wilayah Jakarta.

Padahal mereka berdua diketahui mulai terpapar  di Kota Depok, sempat di rawat di salah satu RS Swasta di Depok. Sebelum kemudian dirawat di RSPI Sulianto Saroso.

Pernyataan Anies tersebut kemudian ia baremgi dengan berbagai kebijakan untuk mencegah Virus Corona tersebut menyebar secara meluas.

Kebijakannya tersebut antara lain tidak akan memberikan izin kegiatan yang mengumpul orang banyak dan akan meninjau kembali izin kegiatan yang sudah diberikan.

Kemudian ia menghimbau kepada setiap warga DKI, jika merasakan gejala seperti yang biasa menjadi indikasi COVID 19 untuk menghubungi hotline 112 dan 119.

Jadi nantinya warga akan dijemput ke rumahnya atau lokasi tempat mereka berada untuk dibawa ke rumah sakit.

Hal ini dilakukan agar warga tersebut tak menulari orang lain saat menuju tempat perawatan.

 "Jadi, (tetap) tinggal di tempat Anda berada dan kami yang akan jemput. SOP (standard operational procedure)-nya seperti itu," kata Anies.

Kebijakan yang bagus saya kira, namun apakah perlu menyatakan dihadapan media yang akan menyebarkan berita tersebut ke halayak ramai terkait kegentingan seperti yang diucapkannya.

Apakah memang Jakarta benar-benar dalam Kondisi genting? Standar seperti apa yang ia pakai dalam mengukur sebuah kegentingan di suatu wilayah.

Sementara di Kota Depok yang merupakan tempat tinggal ke-2 warga yang positif terinfeksi virus corona tersebut, yang bisa disebit episentrum virus corona positif di Indonesia, tak ada permyataan kegentingan seperti yang diucapkan Anies Baswedan.

Ingat ucapan kepala daerah terkait kegentingan tersebut bisa saja ditanggapi kepanikan oleh warganya, buktinya panic buying kebutuhan pokok kemudian terjadi di Jakarta.

Walaupun Anies sempat berpesan bahwa warga tak perlu panik dan melakukan pembelian sscara berlebihan berbagai kebutuhan pokok.

Tapi jika terdapat kata genting berarti keadaan sudah benar-benar berbahaya dan wajar merek mengantisipasinya dengan hal seperti panic buying tersebut.

Kewaspadaan memang harus terus digaungka  agar masyarakat peduli untuk berhati-hati dalam penyebaran COVID 19 ini.

Tapi bukan pula harus mengumbar kata-kata menakutkan seperti kata "Genting" tersebut. Jika mau membuat warga lebih waspada mungkin pilihan kata yang lebih adem bisa dipilih.

Jangan ada kesan over reacted dan memungkin orang untuk mensalahartikan ucapannya, sebagai pemimpin daerah seharusnya lebih pandai memilih kata, apalagi pak Anies kan dikenal sangat pandai menata kata.

Sumber.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun