Manusia-manusia saat ini, lebih banyak menghabiskan waktunya bersama gawainya dibandingkan dengan manusia sungguhan.
Padahal awal penciptaan teknologi yang canggih itu adalah untuk memudahkan komunikasi antar manusia. Namun dalam perkembangannya malah terjadi sebaliknya.
Lupakan saja, bertegur sapa dalam angkutan umum seperti Kereta Rel Listrik(KRL) seperti saat dahulu gawai belum merajalela seperti saat ini.
Semua duduk dan menunduk memandang benda tipis canggih yang bisa membawa kita berkeliling dunia, dalam waktu bersamaan kita bisa berhubungan secara intens dengan seseorang di seberang dunia sana.
Sementara yang duduk disebelahh kita sama sekali tak ditoleh padahal jika sesuatu terjadi saat itu, Â yang paling mungkin melakukan sesuatu ya orang terdekat secara fisik tersebut.
Hal yang sama juga terjadi dalam keluarga, hubungan antar personal keluarga pun menjadi jauh berkurang setelah adanya gawai ini.
Gawai ini tak jarang menjadi sumber masalah yang menimbulkan perpecahan dalam keluarga, baik itu melalui kontennya, atau terutama oleh cara kita memperlakukan gawai tersebut.
Kehidupan dalam keluarga itu dibangun melalui interaksi yang dibangun antar anggotanya. Dengan komunikasi masing-masing anggota keluarga bisa menyampaikan harapan, aturan dan berbagi kehidupan.
Komunikasi dalam keluarga perlu dibangun dengan baik untuk menghasilkan hubungan yang baik pula. Hubungan antar anggota keluarga, akan efektif manakala, terdapat keseteraan perlakuan antar mereka.
Akrab dan dekat melalui komunikasi yang intens dan terbuka. Dan tentu saja saling menghargai.
Harapannya dengan keberadaan gawai, itu untuk memudahkan komunikasi antar anggota keluarga, walaupun fakta itu terjadi.