Sedangkan naik KRL itu, saya hanya menghabiskan ongkos Rp. 6.000 untuk perjalanan pulang dan pergi, bisa menggunakan kartu bank, kartu THB (Tiket Harian Berjaminan) atau KMT (Kartu Multi Trip)
Naik roda dua, mungkin lebih murah dibanding naik mobil, tapi capenya dan harus kuat tahan polusi dan emosi.
Makanya tak heran 1 juta penumpang setiap hari menggunakan jasa transportasi KRL Jabodetabek ini, targetnya untuk tahun 2020 ini 1,3 juta penumpang diharapkan akan memakai KRL menjadi sarana transportasi hariannya.
Untuk mengurangi kemacetan di Jakarta, yang kini semakin akut. Jika tak terpaksa sekali, saya malas memakai transportasi lain menuju tempat kerja, selain macet dan membuat waktu tempuh menjadi lama, juga sangat tidak efesien.
Bagi saya menggunakan KRL itu, selain efesien tadi. Juga membuat saya bisa menulis di Kompasiana secara teratur.
Karena untuk mengisi waktu perjalanan, saya menulis. Setiap hari setiap berangkat kerja saya nulis untuk diposting di Kompasiana.
Asik, membuat waktu tempuh tak terasa, anehnya saya sering kali saya dapat ide tulisan ya saat naik KRL ini. Biasanya saya mulai nulis dari stasiun Depok, jika tulisannya tak terlalu berat dan butuh data referensi yang banyak sebelum sampai stasiun akhir tulisan itu sudah beres.
Namun jika butuh data dan referensi yang banyak, saya akan lengkapi itu di kantor. Sebagian besar tulisan saya yang ada di Kompasiana ditulisnya di KRL dalam perjalanan pagi.
Kalau sore, saat pulang biasanya saya nonton film, biar enggak terlalu penat.
Tulisan ini pun saya tulis di kereta, ya nulis tentang kereta ya enaknya di kereta.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H