Mohon tunggu...
Efwe
Efwe Mohon Tunggu... Administrasi - Officer yang Menulis

Penikmat Aksara, Ekonomi, Politik, dan Budaya

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

"Parasite", Ekosistem Perfilman Korea, dan Pajak Tontonan di Indonesia

13 Februari 2020   16:51 Diperbarui: 13 Februari 2020   18:12 732
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


And specially I really...really...really...really want to thank to our Korean film audiens, our movies goers who's been really supporting all our movies and never hesitated to give us straight forward opinion on what they feel about this movie. and that made us really never be able to be complacent and keep pushing the Directors..The Creators..keep pushing the envelope. And without you our Korean movie audiences we are not here

Kalimat ini diucapkan oleh salah seorang Produser film Parasite, Kwak Sin Ae, saat film asal Korea Selatan ini dinobatkan sebagai pemenang Academy Award Oscar, dalam Kategori Film Terbaik 2020. Ia berujar,

"Saya mengucapkan terimakasih kepada semua pihak terutama para pecinta dan penonton film Korea yang telah memberi mereka dukungan. mendorong terus untuk memperbaiki kualitas film kami sehingga kami tak berpuas diri. Tanpa peran penonton dan pecinta film Korea kami tidak akan pernah ada disini" 

Sebuah pencapaian luar biasa buat industri film Korea. Parasite merupakan film pertama yang berbahasa non-Inggris yang berhasil memenangi Piala Oscar untuk Kategori Film Terbaik. 

Walaupun sebelumnya pernah ada dua film berbahasa non Inggris yang di nominasikan sebagai peraih Oscar untuk kategori fim terbaik yakni Amour sebuah film berbahasa Perancis dan Life is Beautifull film yang berbahasa Italia.

Namun keduanya tak berhasil meraih Oscar untuk kategori yang paling bergengsi ini.Secara keseluruhan film Parasite ini berhasil meraih 4 piala Oscar untuk kategori, Sutradara Terbaik, Film Berbahasa Asing terbaik, Kategori Cerita Asli Terbaik, serta Film Terbaik atau Best Picture dengan mengalahkan sederet film-film hebat lainnya, 1917, The Irishman, Jojo Rabbit, Joker, Little Women, Marriage Story, Once Upon a Time...in Hollywood dan Ford vs Ferrari.

Seperti kata sang Produser tadi, tanpa penonton dan pecinta film Korea mereka tak akan pernah menjadi seperti saat ini. Artinya environment perfilman Korea itu sangat mendukung laku kreatif para insan perfilman Korea. 

Mulai dari Pemerintahnya yang mendukung secara penuh industri perfilman mereka hingga rakyatnya yang begitu mencintai film-film produksi dalam negerinya.

Industri perfilman Korea bisa seperti ini karena lahir dari sebuah ekosistem perfilman yang tercipta secara berkelanjutan. 

Industri film Korea mulai mengalami perubahan menuju arah positif Setelah Presiden Park Chung Hee meninggal dunia. Pemerintah selanjutnya kemudian mengamandemen Undang-Undang Film Korea pada Tahun 1984.

Dukungan Pemerintah Korea untuk Industri film dalam negerinya tak hanya sampai dalam pembentukan UU Perfilman saja. Berbagai kebijakan pendukung dikeluarkan Pemerintah Korea, seperti pembatasan Impor film Asing, kemudian membuka izin selebar-lebarnya bahkan untuk beberapa hal memberikan insentif tertentu kepada berbagai perusahaan Film Hollywood untuk membuka kantor di Korea bagian Selatan ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun