Contoh Kasus: Pembentukan Uni Eropa (UE)
Uni Eropa adalah salah satu contoh keberhasilan penerapan Liberalisme dalam politik internasional. Setelah dua perang dunia yang menghancurkan, negara-negara di Eropa Barat memilih jalan integrasi ekonomi dan politik untuk memastikan perdamaian dan stabilitas. Pada tahun 1951, enam negara mendirikan Komunitas Batubara dan Baja Eropa (ECSC), yang akhirnya berkembang menjadi Uni Eropa yang kita kenal sekarang.
Pembentukan UE didasarkan pada prinsip-prinsip liberal seperti perdagangan bebas, demokrasi, dan kerjasama antarnegara. Negara-negara anggota UE memilih untuk menyerahkan sebagian kedaulatannya ke institusi supranasional seperti Komisi Eropa dan Parlemen Eropa, dengan tujuan mengurangi kemungkinan konflik dan mempromosikan kesejahteraan bersama.Â
Ini sejalan dengan gagasan liberal bahwa institusi internasional dapat mendorong kerja sama yang saling menguntungkan dan menciptakan perdamaian.
Neoliberalisme: Peran Institusi dalam Mengatasi Anarki
Neoliberalisme merupakan pengembangan dari Liberalisme, dengan fokus lebih pada peran institusi internasional dalam mengelola anarki sistem internasional. Pemikir seperti Robert Keohane berpendapat bahwa meskipun sistem internasional bersifat anarkis, negara-negara dapat bekerja sama secara efektif melalui institusi yang menciptakan aturan, norma, dan prosedur yang jelas.Â
Institusi ini membantu mengurangi ketidakpastian dan meningkatkan kepercayaan antarnegara, yang pada akhirnya memfasilitasi kerja sama internasional.
Neoliberalisme tidak mengabaikan pentingnya kekuasaan, tetapi lebih menekankan bahwa negara-negara dapat mencapai kepentingan mereka dengan lebih baik melalui aturan bersama dan pengawasan yang difasilitasi oleh lembaga-lembaga internasional.
Contoh Kasus: Peran WTO dalam Perdagangan Global