Mohon tunggu...
Ferry Koto
Ferry Koto Mohon Tunggu... wiraswasta -

Seorang Usahawan, Memimpikan Indonesia Yang Berdaulat, Yang bergotong Royong untuk Mandiri dan Bermartabat

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Tri Risma Harini Mundur, Siapa yang di Untung kan?

20 Februari 2014   23:52 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:37 1677
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Akhirnya muncul perlawanan dari masyarakat Surabaya terhadap DPRD Surabaya, dan dilantiklah BDH sebagai walikota pada 10 juni 2002 oleh Gubernur Jawa Timur, Imam Utomo. Mulai saat itu Kota Surabaya mulai kembali menemukan jalan nya, menjadi kota yang dicintai dan dibanggakan oleh warganya. Satu persatu persoalan kota diatasi, persoalan sampah yang menggunung di Surabaya, yang sampai menjadi perbincangan di dunia disebut sebagai kota sampah, teratasi dengan segera, TPA Benowo bisa dibuka, persoalan TPA Keputih teratasi.

Masa BDH inilah wajah Surabaya mulai dibenahi, fisik kota dibangun, birokrasi ditata, layanan kepada warga ditingkatkan. Kepercayaan warga meningkat luar biasa pada birokrasi yang sebelumnya jatuh dititik terendah. Partisipasi warga dalam pembangunan meningkat bahkan dukungan politik pun menguat. Nyaris selama periode pertama ini, BDH ibarat Satria Pininggit yang diturunkan untuk menyelamatkan kota Surabaya.  Pada Pilkada 2005, BDH yang berpasangan dengan Arif Afandi, memenangkan pemilihan dengan suara 50% lebih.

Pada masa BDH inilah banyak lahir birokrat yang profesional dan dikenal oleh warga kota sepak terjangnya. Sebagai Walikota sepertinya BDH paham betul bahwa dia tidak bisa mengelola kota ini sendiri, dia butuh birokrat yang profesional dan bekerja dengan sungguh sungguh menjalankan program yang sudah di gariskan. Muncul lah masa itu salah satunya Tri Risma Harini (TRH), sebagai Kepala Dinas Kebersihan dan Pertamanan yang sangat dekat dengan warga, yang berhasil mewujudkan program walikota untuk menghijaukan kota Surabaya dan menghadirkan taman taman di Surabaya. Karena kepercayaan BDH serta prestasi TRH, maka diangkatlah TRH menjadi kepala Bappeko Surabaya.

Silang Sengkarut, mengurai benang kusut

Surabaya yang sudah mulai berbenah sejak BDH naik jadi Walikota tahun 2002 dan menampakan hasilnya, memberikan harapan dan semangat baru bagi warga Surabaya. Pembangunan berjalan dengan baik, kepercayaan warga pulih pada pemerintah kota, dan birokrat yang selama ini hanya ABS (asal bapak senang) mulai hilang dan muncul birokrat dengan segala prestasinya.

Namun ternyata kota sebesar Surabaya ini selalu di uji dengan berbagai persoalan baru, tahun 2010 mulailah ujian baru bagi kota ini.

Berakhirnya periode kedua BDH sebagai walikota, menimbulkan kisruh Politik baru di Surabaya yang sudah lama adem. Sesuai dengan aturan BDH tidak dapat lagi mencalonkan diri sebagai walikota. Tapi PDI-P merasa BDH masih berhak maju dalam PILKADA Surabaya 2010, dengan alasan periode pertama BDH menjabat (2002-2005) bukanlah sebagai Walikota terpilih dalam PILKADA 2000, tapi hanya menggantikan Cak Narto ditengah jalan. Persoalan ini sampai dimintakan fatwa hukum ke MK, untuk memastikan apakah BDH dianggap baru 1 periode atau 2 periode menjabat. Akhirnya final keputusan MK, BDH dianggap termasuk 2 periode menjabat dan tidak boleh lagi maju mencalonkan diri sebaga WALIKOTA surabaya.

Akibat keputusan MK tersebut, PDI-P yang menganggap BDH adalah kader terbaik yang masih mampu ikut memimpin kota Surabaya dan melanjutkan program yang sudah dirintisnya, memerintahkan BDH tetap ikut maju dalam PILKADA 2010. Bukan sebagai Walikota tapi sebagai Wakil Walikota dari PDI-P. Masa itu PDI-P memiliki kursi yang cukup di DPRD Surabaya untuk mengajukan calon tanpa berkoalisi.

Dalam menentukan Calon Walikota dari PDI-P sempat muncul berbagai intrik di tubuh PDI-P. Muncul calon Walikota yang didukung sebagian besar Pengurus Anak Cabang (PAC) se Surabaya, Saleh Ismail Mukandar (SIM). Dipihak lain Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI-P Surabaya masa itu, Wisnu Sakti Buana (WSB), bermanuver bersama tokoh PDI-P, mantan Sekjend PDI-P, Soetjipto (almarhum), yang tak lain adalah Orang Tua dari WSB. Mereka mengusung nama TRH sebagai calon Walikota dengan BDH sebagai Calon Wawali. Berkat WSB lah akhirnya TRH mendapatkan rekomendasi dari DPP PDI-P menjadi Calon Walikota berpasangan dengan BDH sebagai calon wawali. Banyak cerita di balik layar yang tidak diketahui publik seputar perjuangan menggolkan TRH sebagai Cawali pada Pilkada 2010, termasuk peran beberapa nama seperti Don Rozano (DR), juga kisah mendapatkan dana untuk mensukseskan duet TRH-BDH.

PILKADA Surabaya 2010 adalah pilkada dengan berbagai macam intrik dan hal yang tidak terduga terjadi. Bukan hanya soal pencalonan TRH yang bukan kader PDI-P, hal yang sama juga terjadi di Partai lain yang mengusung calon bukan dari kader. Demokrat tidak mengusung Fandhi Utomo, tapi malah Arif Affandi mantan wakil walikota, PKS tidak mendukung Yulyani kader PKS, tapi malah mendukung Fandhi Utomo. PILKADA 2010 ini juga berlangsung panas, dan selisih perolehan suara sangat tipis. Terjadi perhitungan suara 2 putaran dan gugatan sampai ke MK untuk memutuskan pemenang.

TRH dan BDH memenangkan Pilkada 2010 yang penuh dengan persoalan ini, dan dilantik pada september 2010. Harapan warga Surabaya yang sangat besar, agar pembangunan yang sudah berlangsung dapat diteruskan dan ditingkatkan, sepertinya tidak akan terwujud. Sejak terpilih sebagai Walikota, TRH menghadapi persoalan yang semakin lama tidak semakin bisa diatasi tapi malah makin membesar. Dan semua bermula dari persoalan politik dan intrik intrik yang terjadi sesudah PILKADA 2010 tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun