Mohon tunggu...
Fernando Talebong
Fernando Talebong Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Music and Fashion Addict

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kecanduan Dosa

2 Desember 2022   13:15 Diperbarui: 2 Desember 2022   13:13 198
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Itu berarti dosa Adam bukan dilakukan diluar kontrol kesadarannya, melainkan hasil dari pilihannya sendiri secara sadar. Akibat dosa yang telah diperbuat oleh Adam adalah bahwa semua manusia mengalami perubahan natur kemanusiaannya. 

Dosa Adam telah mengakibatkan natur semua keturunannya menjadi natur Adam yang berdosa, dari yang seharusnya natur yang tidak berdosa. Dengan demikian secara otomatis mereka telah kehilangan kemurnian natur, dari natur bebas menjadi natur yang telah dikuasai maut. Kuasa maut itu pulalah yang menyebabkan kecenderungan keturunan Adam untuk melakukan dosa.

Dosa adalah ketidaktaatan terhadap perintah Allah. Adam Telah Melakukan pelanggaran yang kemudian menyeret semua keturunannya kepada dosa. Oleh sebab itu dosa sudah ada di dalam dunia sebelum hukum diberikan kepada manusia. Karena dosa sudah ada sejak Adam, sedangkan hukum baru ada pada zaman Musa. 

Dosa cenderung menguasai. Dosa merampas kehidupan dan mengendalikan setiap orang yang berada di bawah kekuasaannya untuk tunduk dan menjadi budaknya. Selain itu dosa memiliki karakter merusak dan membinasakan. Dosa telah membawa semua manusia kepada maut atau kematian untuk dihakimi dan masuk ke dalam penghukuman.

Karena satu pelanggaran Adam, mengakibatkan semua keturunannya berada dibawah kuasa maut. Kuasa maut yang ada dalam hidup keturunan Adam telah membawa mereka kepada perbuatan dosa. Meskipun pada akhirnya seluruh keturunan Adam berbuat dosa secara individu, tetapi pada dasarnya mereka ditarik dan diseret oleh maut yang telah menguasai mereka sebelumnya untuk melakukan dosa. 

Dengan kata lain, maut yang telah diwariskan oleh Adam melalui dosa itulah yang membawa mereka melakukan dosa individu. Karena dosa Adam “membawa hukuman kepada semua manusia” (Roma 5:18). Azas Alkitab adalah bahwa tidak seorangpun menderita karena kesalahan orang tuanya. Tetapi tidak dapat dielakkan bahwa anak-anak harus menderita akibat kesalahan orang tua, tetapi mereka tidak dihukum oleh karena kesalahan orang tuanya, kecuali bilamana mereka ikut serta dalam dosa-dosa mereka.

Jadi, keadaan manusia berdosa menjadi sebuah lukisan yang tidak berpengharapan, tepat seperti apa yang dikatakan Roma 3 : 12-13, “Semua orang sudah me-nyeleweng, tidak ada yang berguna. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung bisa.” Walaupun mereka menampilkan pola hidup yang kelihatannya terhormat, tetapi di balik semua itu ada motivasi yang tidak terkendali. 

Ada keinginan batin yang dalam, yang tidak mampu dikendalikan. Dosa kasar, halus, besar maupun kecil, di mata Allah tetap dosa. Manusia berdosa adalah manusia yang tidak memiliki kemampuan untuk memperbaiki diri sendiri. Sehingga ketika pun dia menjadi baik di kemudian hari, itu hanyalah anugerah Allah: solagarcia. 

Sebagai orang Kristen kita harus bersyukur dan mendemonstrasikan kerendahan hati, karena kita telah ditolong oleh-Nya sehingga kita berpindah dari kehidupan yang penuh keberdosaan ke hidup yang penuh kebahagiaan bersama dengan Tuhan.

Berhati-hatilah terhadap dosa, jangan sampai terlena di dalamnya. Kita harus menjaga diri kita agar tidak memberi toleransi atau berkompromi dengan dosa, walau sekecil apapun. Dosa yang kecil, mampu membuat kita lama-lama terbiasa hidup berselubung dosa, hidup nyaman bersama dosa, bahkan bisa tidur nyenyak bersamanya! Jika kita tidak bisa mengendalikan keinginan-keinginan kita sendiri, kita akan terseret masuk ke dalam dosa, dan pada saatnya dosa akan melahirkan maut. "Tetapi tiap-tiap orang dicobai oleh keinginannya sendiri, karena ia diseret dan dipikat olehnya. Dan apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut." (Yakobus 1:14-15). 

Lihatlah apa yang terjadi pada Yunus, yang harus mengalami hidup dalam perut ikan selama 3 hari 3 malam terlebih dahulu baru bertobat. Marilah berbalik dengan cepat jika kita berbuat dosa, sehingga kita tidak perlu "dilemparkan ke dalam perut ikan" agar mau bertobat. Dosa adalah pelanggaran hukum Allah yang akan selalu menjadi penghalang hubungan kita dengan Tuhan. Ketika kita mendapat teguran dari Roh Kudus ketika melakukan kesalahan, jangan keraskan hati, dan berbalik lah segera, agar kita tidak perlu mengalami sesuatu yang menyakitkan terlebih dahulu untuk bisa bertobat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun