Setelah rehat cukup lama karena peralihan musim kemarau ke musim penghujan yang seringkali kondisi alam kurang bersahabat, akhirnya kami masih diberi kesempatan bertemu Mbok Yem pemilik warung tertinggi di Indonesia yang terletak di Gunung Lawu.Â
Gunung Lawu sendiri terletak di Pulau Jawa, Indonesia, tepatnya di perbatasan Provinsi Jawa Tengah dan Jawa Timur yang berada di tiga kabupaten yaitu Karanganyar, Ngawi, dan Magetan.Â
Gunung Lawu memiliki ketinggian 3265 MDPL yang termasuk dalam seven summits Pulau Jawa serta memiliki tiga puncak yaitu Hargo Dalem, Hargo Dumiling dan yang tertinggi Hargo Dumilah. Gunung Lawu terkenal akan keeksotisan alamnya baik di atas gunung maupun di kaki gunungnya. Tak heran jika Gunung Lawu menjadi tujuan populer para pendaki gunung atau wisatawan yang sekedar ingin menikmati alam di sekitar Gunung Lawu.Â
Selain keindahan alam, Gunung Lawu terkenal akan wisata unik yang menawarkan beberapa daya tarik sekaligus: alam, mistis, religius, dan sejarah. Karena itulah kemudian kami tertarik melakukan perjalanan pendakian ke Gunung Lawu. Bukan tanpa alasan kami memilih jalur Cetho, karena Gunung Lawu via Cetho merupakan salah satu jalur primadona para pendaki yang hendak ke Gunung Lawu.
Pentingkah Perencanaan?
Kurang lebih sebulan kami mempersiapkan pendakian kali ini, kami sadar pendakian kali ini tidak mudah selain karena musim penghujan, juga karena jalur Cetho merupakan salah satu trek pendakian yang panjang ( 15 km) dan memiliki waktu tempuh yang lama pula.Â
Perencanaan kian dituntut harus matang dengan melihat komposisi tim yang terdiri dari satu pria dan tiga lainnya wanita. Perencanaan menjadi pondasi dasar bagi orang yang hendak melakukan pendakian di gunung manapun. Dengan mempersiapkan segala sesuatunya diharapkan meminimalisir resiko yang terjadi saat pendakian.Â
Tidak hanya sebatas persiapan logistik dan uang sebelum melakukan pendakian, melainkan persiapan lain seperti persiapan fisik, mental, dan juga memahami karakter gunung hingga kondisi cuaca. Mulanya tim pendakian kali ini berjumlah lima orang, namun, di tengah persiapan ada satu anggota tim yang memutuskan mundur dari tim karena sadar kondisinya kurang memungkinkan.Â
Tim ini sudah beberapa kali mendaki gunung bersama di gunung Jawa Tengah dan Jawa Timur, termasuk ke Gunung Lawu dua kali yang melalui jalur Cemoro Kandang dan juga Jalur Cetho ini. Bisa dibilang pendakian kali ini dalam rangka reuni menikmati alam Lawu jalur Cetho dan temu kangen dengan Mbok Yem.
Karena kebetulan alat-alat pendakian sudah lengkap, tidak perlu repot lagi bagi kami untuk memikirkan biaya tambahan. Menabung jadi lebih ringan dan beda semisalnya kalau kami tidak memiliki alat-alat pendakian dan harus menyewa.Â