Mohon tunggu...
ferli ansyah
ferli ansyah Mohon Tunggu... -

saya di besarkan dari keluarga sederhana dengan jumlah saudara di atas rata2

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

apalah arti uang segitu

20 Juli 2013   20:17 Diperbarui: 24 Juni 2015   10:16 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kenapa semua barang kebutuhan pokok naik, biasanya uang seratus ribu sudah bisa membeli beberpa barang kebutuahan pokok ini hanya dapat segini"  ibu Rosminah menunjukan barang-barang belanjannya kepada bapak Bejo suami yang hanya jadi kuli

"ya ajar lah bu kan harga bbm naik"  suaminya hanya santai menjawab pertanyaan Rosminah  karena ia pun sudah merasa dampaknya

"iya naik tapi kok upah bapak sebagai kuli segitu-gitu aja, seharusnya kan naik juga ?"ibu Rosminah semakin kesal

"ya ibu emangnya bapak ini siapa mau minta naik gaji ini juga untung-untung masih di beri pekerjaan liat saja bapak sudah tua begini dan banyak bu yang mengincar pekerjaan bapak ini" sambil menyulutkan sebatang rokok pak Bejo duduk di kursi santai di belakang rumahnya yang ia buat sendiri, ia cukup santai  walaupun pemandangan kurang mengenakan di belakang rumahnya

"ya kan bbm naik pak, trus  siapa yang mau ambil pekerjaan bapak? hanya kuli kok rebutan ada -ada saja bapak ini" celoteh ibu Rosminah

"jangan salah bu banyak yang mengantri untuk pekerjaan ini, liat aja anak-anak yang putus sekolah di sini banyak kan ?nah mereka lah yang bakal menggantikan bapak bu?"

"ya mungkin sudah hukumnya lah pak bagi mereka yang tidak mengenyam pendidikan tinggi hanya bekerja sebagai serabutan seprti itu"

"ah sudah lah bu ngak bakal habis bicara tentang hidup yang jelas kita syukuri saja apa yang kita punya " sambil meninggalkan tempat  duduk santai ia keluar rumah dan pergi entah kemana pak Bejo selalu menghindar bila bicara tentang kehidupan bagi dirinya hidup harus di jalani walapun hidup seprti ini

*****

Kulit yang hitam dan otot-otot yang kekar yang selau tampak pada saat pak Bejo mengangkat semua barang-barang yang harus di turunkan lewat mobil truk dan meletakan itu semua ke dalam toko yang besar. perjalannya cukup jauh harus masuk gang-gang kecil dulu  dan cukup menguras tega.Keringatnya terus menetes besarnya seperti biji jagung, sekali-kali ia menyeka keringat di dahinya dan meneguk air minum yang di bawanya dari rumah mengunakan botol plastik bekas

"ini pak uangnya "seorang penjaga toko memberikan uang upah  dan hanya dapat 50 ribu lumayan lah untuk hari ini pikir pak bejo

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun