Mohon tunggu...
Ferlando Jubelito Simanungkalit
Ferlando Jubelito Simanungkalit Mohon Tunggu... -

Just an ordinary Indonesian

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Membangun Karakter Bangsa dengan Pendidikan Keluarga

6 Juni 2016   00:39 Diperbarui: 6 Juni 2016   00:58 411
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Interaksi dalam keluarga bermanfaat untuk pengenalan peran-peran sosial. Di dalam keluarga kita belajar mengenali peran orang tua (ayah dan ibu), kakak, adik, dan peran diri sendiri. Peran di dalam keluarga memberikan kita pengetahuan tentang partisipasi di dalam keluarga. Kebiasaan berperan partisipatif di dalam lingkungan keluarga akan menjadi karakter yang terbawa di dalam interaksi sosial. Tingkat partisipasi seseorang di dalam masyarakat merupakan ikutan dari tingkat partisipasi di dalam keluarga. Dengan mendidik dan membiasakan anak untuk terlibat aktif dan berpartisipasi di dalam keluarga, akan membentuk karakter anak yang partisipatif dalam interaksinya dengan masyarakat.

Pentingnya Pendidikan Keluarga

Dictionary of Education menyatakan bahwa pendidikan merupakan proses dimana seseorang mengembangkan kemampuan, sikap dan bentuk-bentuk perilaku lainnya di dalam masyarakat dimana yang bersangkutan hidup. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pendidikan keluarga adalah suatu proses pembelajaran yang membentuk karakter dan perilaku setiap pribadi manusia secara berkesinambungan di dalam lingkungan keluarga.

Meskipun tata cara pendidikan dan situasi lingkungan pendidikan keluarga berbeda dengan pendidikan formal (sekolah), tetapi pendidikan keluarga adalah pendidikan yang tidak boleh dikesampingkan. Pendidikan keluarga menjadi penting karena faktanya, setiap orang yang berpartisipasi di dalam masyarakat berasal dari keluarga. Karakter yang kita bawa di dalam interaksi kita dengan masyarakat adalah kebiasaan panjang yang dibentuk selama berada di dalam lingkungan keluarga. Keluarga harus menjadi motor utama pendidikan karakter karena keluarga adalah unit satuan terkecil dari masyarakat yang menyusun suatu negara. Masing-masing warga negara adalah anggota dari satu keluarga. Oleh karena itu keluarga tidak bisa dilepaskan dari kehidupan bernegara. Relasi antara keluarga dengan negara terjadi karena keluarga adalah komponen penyusun masyarakat suatu negara.

Saat ini pemerintah tengah mencanangkan program revolusi mental untuk memperbaiki dan mempersiapkan karakter bangsa yang kuat dan berkepribadian dalam menghadapi persaingan dan tantangan jaman. Pendidikan keluarga harus menjadi ujung tombak program revolusi mental dalam membentuk karakter anak-anak bangsa. Membiasakan pemikiran-pemikiran yang baik dan benar di dalam lingkungan keluarga akan menghasilkan tindakan-tindakan yang baik dan benar. Tindakan-tindakan yang baik dan benar akan menghasilkan kebiasaan-kebiasaan yang baik dan benar. Kebiasaan-kebiasaan yang baik dan benar akan menghasilkan karakter yang baik dan benar. Karena karakter adalah tabiat yang terbentuk dari kebiasaan panjang dan konsisten yang akhirnya menjadi cara hidup (way of life). Kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh tingkat kecerdasan dan intelijensinya, tetapi oleh karakter manusianya. Kesuksesan dan kemajuan suatu negara juga tidak ditentukan oleh besarnya sumberdaya dan teknologi yang dimilikinya, tetapi oleh karakter bangsanya (karakter manusia).

Indonesia harus mampu merevolusi mental korupsi, kolusi, nepotisme yang menghambat kemajuannya dengan membangun karakter bangsanya. Di tengah arus globalisasi saat ini, hanya karakter dan kepribadian yang kuat yang mampu membendung pengaruh negatif globalisasi terhadap moralitas, etika dan sopan santun. Oleh karena itu setiap keluarga harus memberikan pendidikan karakter yang baik untuk membentuk manusia Indonesia yang berkarakter dan berkepribadian Indonesianis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun