Mohon tunggu...
FERI KARTONO
FERI KARTONO Mohon Tunggu... profesional -

Nama Lengkap: Feri Kartono Alamat: Jl. Lingkar Selatan No 162 Ciamis Jenis Kelamin: Laki-Laki Agama: Islam Pendidikan Terakhir: S1 Ilmu Pemerintahan

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Belanda

21 Januari 2017   13:14 Diperbarui: 21 Januari 2017   13:29 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Bila Pak RT dan Asep Masduki tidak akur, aku takut mereka berhenti turun ke masyarakat. Bila suara masyarakat ngawur, aku takut calon presidenku kalah dan karir politiku tamat.

Meski aku hanya ketua partai di tingkat desa. Aku merasa sangat bertanggung jawab untuk menyukseskan calon presiden yang diusung partai. Aku pulang dengan langkah lemah dan lunglai. Terus berpikir mencari cara dan sedikit-sedikit rekayasa.

Pukul sembilan pagi, aku sudah berpakaian rapi. Aku sudah punya strategi. Aku akan segera menemui Pak RT dan Asep Masduki.

Halaman rumah Pak RT terlihat asri. Meski tidak luas tetapi ditata serasi. Rumahnya sederhana. Warnanya sedikit kusam dimakan usia.

“Assalamu ‘alaikum....” Aku memberi salam seraya tersenyum.

“Waal’aikumussalam....” Pintu dibuka Pak RT dari dalam.

Setelah dipersilakan duduk, aku mulai membuka obrolan. Pak RT  ngangguk-ngangguk mendengar penuh perhatian.

“Semalam saya tidak bisa tidur. Ingat terus sama Pak RT dan Pak Asep Masduki. Saya khawatir Pak RT dan Pak Asep Masduki terlanjur saling membenci. Semalam saya terus berdoa dan tafakur.”

 “Si Asep memang keterlaluan! Dia menghina leluhur saya.” Pak RT bicara perlahan. Seperti tidak ingin ada orang lain yang mendengarnya.

“Tapi Pak RT harus ingat! Pak Asep Masduki itu pamannya Bu RT.” Aku menatap mata Pak RT. Hawa lembab membuat Pak RT berkeringat.

Aku berkata pada Pak RT dan sedikit berdusta. Semalam aku mendapat wangsit. Belanda telah membebaskan Indonesia dari penjajahan raja-raja. Belanda menghapus status hamba dan raja yang menganga seperti bumi dan langit.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun