Mohon tunggu...
Ferdinan Sutjiadi
Ferdinan Sutjiadi Mohon Tunggu... Freelancer - DATA PRIBADI

LAHIR DI JAKARTA 15 MEI 1962 PRIA BERKELUARGA DENGAN 1 ISTRI , 2 ANAK PENDIDIKAN S2 PEKERJAAN PENSIUNAN KARYAWAN SWASTA AGEN PROPERTI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Minyak Narwastu, Tiga Puluh Keping Perak dan Ayam Berkokok

15 April 2022   05:59 Diperbarui: 15 April 2022   06:04 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kepercayaan diri Petrus terus tergerus ketika dia bertemu dengan hamba perempuan Imam Kepala dengan melakukakan penyangkalan yang pertama bahwa dia murid Yesus, penyangkalan itu semakin diperparah dengan penyangkalan ke dua dimana ketika hamba2 lainnya mengkonfirmasi jati diri Petrus. Petrus menyangkal untuk kedua kalinya dan berkata bahwa dia tidak pernah mengenal Yesus, dan puncak penyangkalannya terjadi saat salah satu keluarga dari Malkhus memgkormfirmasi bahwa Petrus adalah murud Yesus, maka Petrus bersumpah bahwa dia sama sekali tidak mengenal Yesus. 

Suatu jawaban yang tampak meyakinkan krn didasari dengan sumpah tapi sekaligus menyakitkan hati Yesus karena itu ungkapan penghianatan. Karena Petrus ingin melindungi dirinya bukan melindungi Yesus yang sebenarnya bisa dilakukan dengan menjadi saksi yang meringankan saat Yesus diadili pertama kali.

Refleksikan 3 peristiwa tersebut dalam diri saya.

Saya menyadari bahwa saya tidak  lebih baik bahkan sebenarnya lebih buruk dari Yudas dan Petrus.

Ketika saya mengingingkan sesuatu yang baik menurut saya maka saya akan berusaha bersungguh sungguh mengikuti segala kegiatan rohani (saat teduh  , kebaktian, doa, persembahan, segala kegiatan agama) sebagai agar Tuhan memenuhi ambisi saya.  Disaat itulah saya menyadari bahwa saya telah menjual Yesus dengan 30 keping perak ataw bahakan lebih murah dari itu agar Yesus mau menjadi Budak yang selalu memenuhi ambisi saya.  

Demikian juaga saat Pandemi ini ketika dalam keabktian On Line saya tidak bersungguh sungguh melainkan hanya mengikuti sebagai bagian rutinitas, maka sebenarnya saya juga memperlakukan Yesus sebagai Budak bukan Tuhan yang berhak mengatur hidup saya dan membayar pengorbanan Tuhan Yesus dengan less than 30 keping perak melalu ibadah sekedarnya saja. DLL

Saat menghadapi tekanan maka saya lebih memilih menggunakan cara2 sendiri daripada cara2 yang ditetapkan Tuhan Yesus, hal ini misalnya ketika salah mengatur janji maka daripada jujur dan dimaki ataw ditoloka orang, maka saya lebih memilih berbohong agar diri saya aman. Bila ditilang ataw terkena masalah maka saya lebih memilih menyuap dari pada mengikuti prosedur yang berbelit dan makan waktu. Hal hal ini merupakan bentuk penghianatan seperti yang pernah dilakukan Rasul Petrus.

Apa yang dapat saya pelajari dari 3 tokoh diatas dengan Yesus.

Maria, dia mengucapkan syukur atas keselamatan yang diberikan Yesus pada saudaranya Lazarus. Dengan cara menyerahkan tumpuan harapannya yang terbaik (minyak narwastu) ke kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Ini merupakan penyerahan diri Maria sepenuhnya kepada Yesus. 

Karena Yesus adalah Tuhan yang mengasihi dan peduli sedang dia adalah hamba. Dalam tradisi Yahudi saat itu Tuan sanagat berkuasa penuh dan mutlak atas hamba, dan hamba tidak boleh menolak bahkan mempertanyakan maksud perintah Tuannya.

Yudas dan Petrus adalah gambaran  yang Allah pakai mengenai diri manusia akibat jatuh dalam dosa.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun