Mohon tunggu...
Ferdinan Sutjiadi
Ferdinan Sutjiadi Mohon Tunggu... Freelancer - DATA PRIBADI

LAHIR DI JAKARTA 15 MEI 1962 PRIA BERKELUARGA DENGAN 1 ISTRI , 2 ANAK PENDIDIKAN S2 PEKERJAAN PENSIUNAN KARYAWAN SWASTA AGEN PROPERTI

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Minyak Narwastu, Tiga Puluh Keping Perak dan Ayam Berkokok

15 April 2022   05:59 Diperbarui: 15 April 2022   06:04 559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

  • Minyak Narwastu, Tiga Puluh Keping Perak dan Ayam berkokok.

Tiga peristiwa ini adalah tiga peristiwa yang terjadi dan di alami Yesus Kristus menjelang penyalibanNya.

Minyak Narwastu diceritakan dl Yoh 12 , Mat 26, Markus 14. 

Setelah Yesus membangkitkan Lazarus yang telah mati 4 hari dan Lazarus keluar sendiri dari kuburnya sebagai bukti Yesus adalah Allah yang sanggu membangkitkan orang mati. Maka Maria dan Marta (adik dari Lazarus) mengadakan perjamuan sebagai ucapan syukur untuk kebangkitan Lazarus dari kematian. Yesus sebagai tamu utama dalam perjamuan ini mendapat perlakuan istimewah dari Maria.

Maria menuangkan setengah kati minyak Narwastu murni dan menuangkannya ke kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Kita semua sudah tahu bahwa minyak Narwastu murni adalah harta paling berharga dan berarti bagi Maria karena dikumpulkan selama bertahun tahun dan mungkin akan digunakan pada waktu perkawinannya nanti.

Tindakan Maria ini merupakan ucapan syukur yang didasari pengakuan bahwa Yesus adalah Tuhan yang telah memberikan kehidupan bagi saudaranya Lazarus. Sehingga Maria rela memberikan yang terbaik dan harta yang terutama baginya kepada Yesus.  Dengan menuangkannya ke kaki Yesus kemudian menyeka dengan rambutnya, Maria juga menunjukan bahwa dirinya hanyalah seorang hamba yang sangat tidak berarti dibanding Kasih dan Kuasa Yesus sebagai Tuhan. Karena menurut tradisi saat itu tugas membersihkan kaki adlah tugas seorang hamba.

Tiga puluh keping perak.

Peristiwa ini selalu dikupas menjelang Minggu suci Perayaan Paskah.  Karena merupakan penghianatan seorang murid yaitu Yudas Iskariot kepada Gurunya Yesus Kritus.  Tidak ada penjelaskan mengapa imam2 memberikan upah senilai 30 keping perak selain dr Mat 27:9 yang dijelaskan dlam kitab Zakaria 11:12-13.  Ayat2 dalam kitab itu merujuk nilai 30 keping perak bukanlah harga yang fantastis dannilainya sekarang tidak lebih dari 3 bulan UMR.  Menurut Hukum Taurat (Kel 21:32) 30 keping perak  adalah harga nyawa seorang budak.

Jadi jelas nilai nyawa Yesus bagi Imam2 Kepala dan Yudas adalah murah dan senilai nyawa seorang budak, sekalipun sebenarnya Imam2 Kepala sangat sukar untuk menjebak dan menangkap Yesus karena mereka tidak pernah mendapatkan kesalahan apalagi pelanggaran Yesus terhadap Hukum Agama ataw Hukum Negara. Sekali lagi nyawa dari pengorbanan Yesus dianggap rendah dan tak berarti menurut dunia

Ayam berkokok.

Ini merupakan kisah penghianatan Petrus.  Petrus yang merasa percaya diri, berani untuk menolong dan melindungi Yesus bahkan menunjukan keberaniannya didemonstasikan saat menebas telinga Malkhus hamba Imam Besar di taman Gesemani. Namun keberanian Petrus mulai rontok setelah melihat Yesus menyerahkan diri (bukan tertangkap) begitu mudah oleh pengawal dan Imam2 Kepala. Sehingga harapannya untuk dapat menjadi salah satu orang penting bila Yesus memerintah sebagai Raja di dunia sirna saat Ayam berrkokok, hal tsb sudah dinubuatkan Yesus sebelumnya.

Kepercayaan diri Petrus terus tergerus ketika dia bertemu dengan hamba perempuan Imam Kepala dengan melakukakan penyangkalan yang pertama bahwa dia murid Yesus, penyangkalan itu semakin diperparah dengan penyangkalan ke dua dimana ketika hamba2 lainnya mengkonfirmasi jati diri Petrus. Petrus menyangkal untuk kedua kalinya dan berkata bahwa dia tidak pernah mengenal Yesus, dan puncak penyangkalannya terjadi saat salah satu keluarga dari Malkhus memgkormfirmasi bahwa Petrus adalah murud Yesus, maka Petrus bersumpah bahwa dia sama sekali tidak mengenal Yesus. 

Suatu jawaban yang tampak meyakinkan krn didasari dengan sumpah tapi sekaligus menyakitkan hati Yesus karena itu ungkapan penghianatan. Karena Petrus ingin melindungi dirinya bukan melindungi Yesus yang sebenarnya bisa dilakukan dengan menjadi saksi yang meringankan saat Yesus diadili pertama kali.

Refleksikan 3 peristiwa tersebut dalam diri saya.

Saya menyadari bahwa saya tidak  lebih baik bahkan sebenarnya lebih buruk dari Yudas dan Petrus.

Ketika saya mengingingkan sesuatu yang baik menurut saya maka saya akan berusaha bersungguh sungguh mengikuti segala kegiatan rohani (saat teduh  , kebaktian, doa, persembahan, segala kegiatan agama) sebagai agar Tuhan memenuhi ambisi saya.  Disaat itulah saya menyadari bahwa saya telah menjual Yesus dengan 30 keping perak ataw bahakan lebih murah dari itu agar Yesus mau menjadi Budak yang selalu memenuhi ambisi saya.  

Demikian juaga saat Pandemi ini ketika dalam keabktian On Line saya tidak bersungguh sungguh melainkan hanya mengikuti sebagai bagian rutinitas, maka sebenarnya saya juga memperlakukan Yesus sebagai Budak bukan Tuhan yang berhak mengatur hidup saya dan membayar pengorbanan Tuhan Yesus dengan less than 30 keping perak melalu ibadah sekedarnya saja. DLL

Saat menghadapi tekanan maka saya lebih memilih menggunakan cara2 sendiri daripada cara2 yang ditetapkan Tuhan Yesus, hal ini misalnya ketika salah mengatur janji maka daripada jujur dan dimaki ataw ditoloka orang, maka saya lebih memilih berbohong agar diri saya aman. Bila ditilang ataw terkena masalah maka saya lebih memilih menyuap dari pada mengikuti prosedur yang berbelit dan makan waktu. Hal hal ini merupakan bentuk penghianatan seperti yang pernah dilakukan Rasul Petrus.

Apa yang dapat saya pelajari dari 3 tokoh diatas dengan Yesus.

Maria, dia mengucapkan syukur atas keselamatan yang diberikan Yesus pada saudaranya Lazarus. Dengan cara menyerahkan tumpuan harapannya yang terbaik (minyak narwastu) ke kaki Yesus dan menyekanya dengan rambutnya. Ini merupakan penyerahan diri Maria sepenuhnya kepada Yesus. 

Karena Yesus adalah Tuhan yang mengasihi dan peduli sedang dia adalah hamba. Dalam tradisi Yahudi saat itu Tuan sanagat berkuasa penuh dan mutlak atas hamba, dan hamba tidak boleh menolak bahkan mempertanyakan maksud perintah Tuannya.

Yudas dan Petrus adalah gambaran  yang Allah pakai mengenai diri manusia akibat jatuh dalam dosa.

Saat Adam dan Hawa memakan buah terlarang, sebenarnya manusia mulai mendeklarasikan dirinya bahwa manusia ingin merdeka dari Allah dalam menentukan jalan hidupnya.  Allah dipandang sebagai diktatktor langitan (istilah dari Stephen Hawking). Tapi pilihan ini menyebabkan manusia jatuh lebih dalam penderitaan. Baik dalam hal jasmani, manusia harus berpeluh mencari nafkah, gangugan kesehatan kusta dll, ketidak adilan , penjajahan, manusia saling gigit dsb.

Untuk menghadapi penderitaan maka Yudas memilih mendewakan uang (materi) sebagai satu satunya sumber kekuatan, penghiburan dll. Tapi ketika Yudas menjual Yesus, Yudas mengalami kekejaman dan ketidak adilan dunia, dunia hanya membayar 30 keping perak suatu harga yang tidak layak untuk seorang penting seperti Yesus. Dl modern kita tahu bahwa seorang penjahat ulung kepalanya dihargai cukup tinggi. Dan uang yang diperoleh Yudas ternyata tidak mampu membawa dia kepada kedamaian tapi kepada kesia siaan. Sayang Yudas tetap menolak Yesus sebagai Tuhan yang menyelamatkannya walau Yesus membuka kesempatan pengampunan dan tidak menghukum dia saat Penyalipan.

Cara kedua yang dipakai manusia adalah kekuasaan , ketenaran dan Power seperti yang dilakukan Petrus. Petrus mengganggap,  Yesus adalah Mesias Raja orang Yahudi, yang berkuasa. Keyakinan ini dia bangun saat menyaksiakan sendiri kuasa Yesus dengan memberi makan 5000 orang dengan 5 ketul roti, dsb dsb sampai membangkitkan Lazarus dari kematian. 

Maka menurut Petrus jika Yesus memakai kuasanya, kekuatan tentara Romawi akan sangat mudah dipatahkan Yesus. Jadi secara tidak langsung sebenarnya Petrus menjadikan Yesus menjadi hamba untuk mememenuhi tuntutannya melalui Kuasa Yesus. Tapi saat penyalipan Yesus tidak memakai kuasanya bukan untuk melepaskan umat Yahudi dari penjajahan dan ketidak adilan. Bahkan Yesus seolah tak berdaya dengan menyerahkan diri kepada penjajahan , ketidak adilan , penghinaan dll yang dilakukan Imam2 Kepala, Pontius Pilatus dan prajurit Roma.

Melalui kegagalan kedua murid tsb, Yesus mau menunjukan bahwa penderitaan manusia akibat dosa adalah fakta yang harus dihadapi semua orang baik orang yang menerima Yesus maupun yang menolak Yesus.  Jalan yang dipakai manusia melalui kuasa materi ataupun kuasa dunia lainnya tidak akan berdaya dan berguna melawan penderitaan dosa. Penderitaan baru selesai apabila sumber penderitaan yaitu dosa dikalahkan. Ilustrasinya dipakai bila kita sakit gigi maka usaha yang Yudas dan Petrus ibarat menghilangkan rasa sakit gigi dengan obat penekan rasa sakit, bila obat tsb sudah habis maka sakit gigi akan kambuh lagi dan bahkan menuntut obat yang lebih banyak lagi. Usaha manusia menghadapi dosa hanyalah ilusi.

Yesus Kritus. Dosa adalah pembrontakan manusia terhadap Allah,sehingga manusia menjadi seteru Allah. Dan pembrontakan manusia gagal  mencapai tujuan pembrontak seperti yang kita saksikan pada diri Yudas , Petrus dan seluruh umat manusia. Maka perdamaian hanya ditentukan oleh pihak pemenang (Allah sendiri).  Karena Allah adalah Maha Adil maka Pembrotakan ini harus dihukum mati, tapi disatu sisi Allah adalah Kasih. 

Untuk menjalankan KeadilanNYa sekaligus Kasihnya (Keadilan dan Kasih Allah satu paket), Allah menetapkan seseorang sebagai tumbal sebagai pengganti  hukuman mati pada manusia. Dijaman Perjanjian Lama tumbal ini disimbolkan pada kambing jantan (azazel). Dan kambing jantan ini digenapi dalam diri Yesus Kristus yang harus digantung di kayu salib untuk menjadi tumbal atas dosa manusia.

Selamat merayakan Jumat Agung. Hari dimana Yesus Kristus yang adalah Pribadi kedua dari Allah yang berkuasa dan penuh kasih rela ditumbalkan untuk manjadi satu satunya jalan Keselamatan bagi manusia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun