Mohon tunggu...
Ferdian Nur
Ferdian Nur Mohon Tunggu... Freelancer - A.M

Perencana Muda Bappeda Kabupaten Kutai Kartanegara

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Ada Apa dengan Dunia Pendidikan Kita?

26 Februari 2019   04:57 Diperbarui: 26 Februari 2019   06:08 612
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Oleh sebab itu, pendidikan moral sepertinya harus rela 'terhapus' dari deretan pelajaran di sekolah. Memang, secara teoritis, masih ada pelajaran yang namanya Kewarganegaraan. Namun, ketika porsi pelajaran Kewarganegaraan sangat minim dapatkah pelajaran tersebut memberikan nilai-nilai kehidupan, pendidikan moral dan pembentukkan karakter bagi anak didik.

 Dengan pola yang lebih mengedepankan akedemik, anak-anak cenderung kurang dihargai dan diberi apresiasi saat berada di sekolah. Maka tidaklah mengherankan ketika mereka tidak pernah dihargai maka mereka pun akhirnya tidak bisa menghargai dan mengapresiasi (orang lain)

Kedua faktor diatas, dilihat dari segi kebijakan, dilihat dari faktor sosial, fenomena yang terjadi bisa juga disebabkan oleh faktor berikut:

Lingkungan keluarga
Tidak dipungkiri lingkungan keluarga menjadi faktor yang mempengaruhi perilaku anak/murid. Mengutip sebuah teori ekologi Bronfenbrenner, perilaku anak-anak dipengaruhi oleh banyak sistem. salah satunya yaitu keluarga. 

Bicara lingkungan keluarga, pola asuh menjadi kunci yang membentuk perilaku anak. Ketika pola asuh yang diterapkan pada sebuah keluarga adalah pola asuh yang ideal, maka tumbuh kembang anak-anak akan menjadi lebih baik. 

Dalam lingkungan keluarga yang menjunjung tinggi nilai agama, norma, adat istiadat, maka tidaklah mengherankan seseorang anak akan menjadi pribadi yang baik. Begitu pula sebaliknya apabila anak di didik dengan pola yang salah, seperti memanjakan dengan budaya permisif yang kental maka akan membentuk karakter dan perilaku anak yang cenderung memberontak.

Kemajuan teknologi
Kemajuan teknologi menyebabkan perubahan yang begitu besar pada kehidupan umat manusia dengan segala peradaban dan kebudayaannya. Perubahan ini juga memberikan dampak yang begitu besar terhadap transformasi nilai-nilai yang ada di masyarakat. 

Dan di akui atau tidak, kemajuan teknologi perlahan-lahan mulai mengubah pola hidup dan pola pemikiran masyarakat. Dengan semakin majunya teknologi kemudahan dalam memperoleh jaringan internet tidak hanya dinikmati oleh orang dewasa tetapi juga pada anak-anak dan kemudahan akses tersebut juga memberikan dampak positif kepada anak.

Tapi sebaliknya seperti dua sisi mata uang, dampak negatif dengan adanya kemajuan teknologi mengancam generasi muda kita terutama dari sisi pergeseran budaya  dengan semakin mudahnya akses terhadap internet, yang secara sadar dan tidak sadar mereka akan'mengkonsumsi' konten-konten yang bersifat negatif seperti pornografi, unsur-unsur seperti kekerasan dan agresivitas yang didapat dari game dan masih banyak lainnya.

Sekarang bagaimana, langkah atau tindakan untuk memutus mata rantai dari fenomena yang telah diuraikan diatas. Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan hendaknya melakukan evaluasi terhadap sistem yang sudah ada, mencari solusi terbaik demi kemajuan generasi muda bangsa.

Seperti yang telah diuraikan diatas sistem pendidikan yang masih mengedepankan nilai sebagai tolok ukur kesuksesan menyebabkan sekolah-sekolah sekarang cenderung 'memaksa' murid-muridnya belajar keras demi mempertahankan peringkat sekolah mereka. Anak-anak cenderung dilatih serba-instan melalui pendidikan yang berbasis nilai. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun