DIA BERJANJI AKAN KEMBALI
Oleh: Fera Panie
Â
Refleksi Hari Raya Kenaikan Tuhan Yesus
Bacaan: Kisah Rasul 1:11
"Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga."
Rote Ndao, 13 Mei 2021
Ini adalah kisah yang penting dimana ada satu jangka waktu kehidupan Kristus di bumi, saat peristiwa Kelahiran-Nya di Betlehem hingga peristiwa Kenaikan-Nya di Bukit Zaitun.
Antara Cerita di Betlehem hingga cerita di Bukit Zaitun terdapat banyak kisah tentang suka dan duka-Nya sebagai Juruselamat manusia, terdapat rentetan peristiwa-peristiwa suci serta kisah perjalanan dan pekerjaan Nya semasa di bumi. Dan dari semua rentetan-rentetan peristiwa itu, salib dan kebangkitan mengambil tempat yang sentral dan utama.
Salib dan Kebangkitan Kristus adalah sesuatu yang sudah terjadi. Yesus sudah kalahkan maut, malah Ia sudah pergi kepada Bapa, dan "duduk di sebelah kanan Allah Bapa" menurut Pengakuan Iman Rasuli.
Sesudah kedua peristiwa yang sentral dan pokok itu berlangsung, maka bacaan kali ini tentang Yesus dan para murid berada di atas bukit Zaitun.
Dari atas bukit itu Yesus layangkan pandanganNya ke kota Yerusalem dengan bait-Allahnya yang megah, yang kelak diratakan dengan tanah karena penduduknya yang tidak mau percaya. Ia layangkan pandanganNya kepada jalan berliku-liku yang pernah ditempuhNya dengan memanggul salib Via Dolorosa ! Ia melayangkan pandanganNya ke taman Getsemani yang diteduhi pohon-pohon Zaitun, tempat yang sudah menelan tetesan-tetesan peluh seperti darah, ketika Ia bergumul menerima cawan yang diberikan Bapa-Nya Ia melayangkan pandangan Nya ke bukit Golgota, tempat Ia diolok, dinista dan ditikam. Ia melayangkan pandanganNya ke kebun Yusuf Arimatea, tempat kuburan yang sudah terbuka untuk selamanya.
Tidak dapat dibayangkan apa yang ada dalam pikiran Kristus ketika Ia memandang semua itu. Tapi satu yang pasti bahwa hatiNya lega karena tugasNya telah selesai. Dan saat nya Dia harus kembali kepada Bapa.
Sebelas muridNya yang adalah orang Galilea sementara mengelilingiNya. Ia hendak memberikan pesan-pesan terakhir, selayaknya seorang ayah atau ibu yang hendak pergi jauh sementara memberikan pesan kepada anak-anaknya.Ia memberikan mandat kepada murid-muridNya untuk terus menjadi saksi bagi karya penyelamatanNya, memberitakan injil keslamatan ke seluruh dunia.
Selesai berkata-kata, tiba-tiba Ia terangkat. Murid-murid terdiam, menatap penuh hormat mengikuti Dia. Dan tiba-tiba awan kemuliaan datang menyelubungiNya, dan lenyaplah Ia dari pandangan mereka. Ia yang selama mengajar dipanggil Rabi dan Tuhan, telah pergi. Mereka tertegun terus menatap ke langit yang sudah kosong.
Tetapi tiba-tiba mereka dikejutkan oleh suatu suara. Malaikat yang berpakaian putih bersih berkata kepada mereka : "Hai orang-orang Galilea, mengapakah kamu berdiri melihat ke langit? Yesus ini, yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu, akan datang kembali dengan cara yang sama seperti kamu melihat Dia naik ke sorga".
Malaikat ini hendak berkata kepada murid-murid bahwa jangan menghabiskan waktu hanya untuk menatap ke langit. Tugasmu bukan menengadah saja, tugasmu bukan termenung saja diatas bukit ini. tugasmu jauh disana, di Yerusalem, di Yudea, di Galilea, di Samaria dan di ujung-ujung bumi. Disanalah tugasmu yang sesungguhnya. Harus menyampaikan kabar baik ini kepada semua orang. Menyampaikan keselamatan yang sudah Ia kerjakan dan menyiapkan manusia untuk menyambut kedatangan Nya kembali. Ingatlah bahwa Ia tidak hanya pergi saja, tapi Ia akan datang kembali . Jangan menghabiskan waktu untuk memikirkan kepergianNya, tetapi ada hal yang lebih penting yaitu Ia akan datang kembali.
Demikianlah murid-murid itu disadarkan. Mereka insaf sekarang, bahwa mereka harus turun se-lekas-lekasnya dari bukit itu. Mereka harus ke Yerusalem, karena disana mereka akan berkumpul dan berdoa agar supaya Tuhan mencurahkan Roh Nya kepada mereka seperti yang sudah Ia janjikan kepada mereka, agar mereka segera bertindak.
Murid-murid itu mengerti, bahwa sekarang tidak ada tempat lagi untuk mereka termenung, tidak ada waktu lagi untuk mereka berlipat tangan, tidak ada waktu lagi untuk mereka berdiam diri dan menengadah. Karena kepergia Kristus justru untuk memberikan mereka kesempatan untuk bekerja menyiapkan segala bangsa untuk kedatanganNya kembali.
Berdengung-dengung di telinga mereka sekarang perkataan Tuhan Yesus dahulu, ketika Ia menceriterakan kepada mereka permpamaan " seorang tuan yang berangkat ke negeri yang jauh ". Mereka kini mengerti bahwa sesungguhnya tuan itulah Kristus.
Dalam perumpamaan itu dihadapkan dua macam hamba. Yang satu hanya melihat kepada kenyataan, bahwa tuannya sudah pergi. Oleh karena itu ia mulai mabuk dan memukul kawan-kawannya. Semua tugas yang dipercayakan kepadanya ia lalaikan. Ia memikirkan kepentingan dirinya sendiri dan bukan tuannya.
Tetapi hamba yang lain memusatkan pikirannya bukan kepada kepergian tuannya tetapi kepada kedatangannya kembali. Oleh karena itu ia bekerja dengan teliti. Ia tau bahwa sebentar lagi tuannya akan kembali, dan ia harus memberikan pertanggungjawaban sepenuhnya.
Kesalahan hamba yang pertama bukan karena ia malastetapi karena ia tidak mau memikirkan kedatangan kembali tuannya, sehingga ia mulai hidup foya-foya bergelimang dosa.
Hamba yang kedua bukan karena ia terlalu baik, tetapi pikiran tentang kedatangan kembali menjiwai dia dan mendorong dia untuk tetap berusaha dan tetap setia.
Akhirnya tuan itu kembali disaat yang tidak disangka-sangka. Hamba yang pertama tidak pernah menyangka bahwa tuannya kembali dan kedapatan ia sementara mabuk. Oleh karena itu dia disesah dan dipecat. Tetapi hamba yang setia itu, kepadanya dipercayakan segala milik tuannya.
Didalam perayaan memperingati peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, kita seperti menggabungkan diri bersama murid-murid Yesus di bukit Zaitun, sementara memandang Dia yang terangkat ke sorga diselimuti awan kemuliaan. Hari ini mungkin pikiran kita dipenuhi oleh penyambutan jutaan malaikat di sorga saat Kristus tiba disana. Jutaan malaikat mengelilingi Dia dan mulai memuji menyembah Dia.
Disana Ia menunjukkan kepada BapaNya bekas tusuka paku di tangan dan kakiNya, bekas tikaman tombak di lambungNya serta bekas tancapan mahkota duri di kepalaNya. Disana Sang Bapa menerima Dia dengan sukacita, sehingga sampailah apa yang dinubuatkan Daud : "Demikianlah Firman Tuhan kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." (Mazmur 110:1)
Sesungguhnya banyak yang perlu kita renungkan, tetapi satu perkara yang tidak bisa kita lupakan: DIA yang pergi akan kembali ! Tuan rumah yang pergi ke tanah yang jauh akan kembali. Tuhan Yesus yang naik ke sorga di hadapanmu akan kembali. Â
Inilah inti berita hari ini : Ia pergi untuk kembali. Berarti Ia meninggalkan bagi kita suatu tanggungjawab. Maksunya adalah Ia pergi, supaya kita bekerja. Ia pergi, supaya kita diuji. Ia pergi supaya kita mendapat kesempatan membuktikan kesetiaan kita selama Ia tidak hadir secara fisik.
Bukanlah perkara kebetulan, bahwa kita disuruh hidup antara masa Kenaikan dan Kedatangan kembali. Maksudnya agar supaya kita ikut dalam tugas persiapan raksasa untuk menyambut kedatanganNya kembali.
Ia telah datang di waktu yang lau, dan Ia akan datang lagi di waktu depan. Dalam kedatanganNya yang pertama, Yohanis Pembaptis ditugaskan untuk menyiapkan suatu bangsa yang tersedia bagiNya. Untuk kedatanganNya yang kedua, bukan lagi Yohanis Pembaptis yang bertugas, tapi saya dan saudara. Kitalah yang ditugaskan untuk menyiapkan bangsa-bangsa meyambut kedatanganNya.
KedatanganNya yang pertama adalah kedatangan dalam kehinaan. Kedatangan pertama adalah kedatangan Anak dalam palungan. Kedatangan pertama adalah kedatangan Hamba yang menderita.
Tetapi kedatanganNya yang kedua adalah kedatangan dalam kemuliaan, kedatangan sebagai Hakim atas segala yang hidup dan yang mati.
Kedatangan yang pertama, Yohanis anak Zakaria bekerja sekuat tenaga untuk mempersiapkan jalan bagi Dia. Dan untuk kedatanganNya yang kedua, apakah kita hanya berpangku tangan saja?
Itu berarti kita berkhianat kepada panggilan kita. Kalau kita hidup hanya untuk diri kita, dan lupa menyiapkan umat Tuhan untuk menghadap kursi pengadilan Kristus. Kita berkhianat kepada panggilan kita, kalau kita menyangka bahwa tugas persiapan itu adalah tugas orang lain, dan bukan tugas kita. Kita berkhianat kepada panggilan kita , kalau kita menyangka bahwa kita disuruh hidup di bumi ini hanya untuk berebutan rejeki saja. Sebenarnya mencari rejeki itu adalah alat saja, sedangkan tujuan dn panggilan hidup kita jauh lebih mulia daripada itu.
Mari, hendaknya kita menyadari akan tugas dan tujuan hidup kita. Mari, kita mulai turun dari bukit Zaitun bersama murid-murid itu ke dunia dibawah kita. Bukan untuk ke Yerusalem, tetapi ke lingkungan kita masing-masing. Ke rumah tangga kita, tempat pekerjaan kita  masing-masing, ke sekolah kita, kemana saja, untuk mempersiapkan sesama kita , supaya apabila Raja yang pergi ke negeri yang jauh itu datang kembali, janganlah kita disesah, tapi kita ditetapkan untuk mendapat kebahagiaan bersama dengan Dia didalam kemuliaanNya.
Ingat perkataan malaikat : Yesus ini yang terangkat ke sorga meninggalkan kamu , akan datang kembali !" . Dan inilah tugas kita, yakni mempersiapkan bangsa-bangsa untuk menyambut kedatanganNya.
Amin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H