Tetapi hamba yang lain memusatkan pikirannya bukan kepada kepergian tuannya tetapi kepada kedatangannya kembali. Oleh karena itu ia bekerja dengan teliti. Ia tau bahwa sebentar lagi tuannya akan kembali, dan ia harus memberikan pertanggungjawaban sepenuhnya.
Kesalahan hamba yang pertama bukan karena ia malastetapi karena ia tidak mau memikirkan kedatangan kembali tuannya, sehingga ia mulai hidup foya-foya bergelimang dosa.
Hamba yang kedua bukan karena ia terlalu baik, tetapi pikiran tentang kedatangan kembali menjiwai dia dan mendorong dia untuk tetap berusaha dan tetap setia.
Akhirnya tuan itu kembali disaat yang tidak disangka-sangka. Hamba yang pertama tidak pernah menyangka bahwa tuannya kembali dan kedapatan ia sementara mabuk. Oleh karena itu dia disesah dan dipecat. Tetapi hamba yang setia itu, kepadanya dipercayakan segala milik tuannya.
Didalam perayaan memperingati peristiwa kenaikan Tuhan Yesus ke sorga, kita seperti menggabungkan diri bersama murid-murid Yesus di bukit Zaitun, sementara memandang Dia yang terangkat ke sorga diselimuti awan kemuliaan. Hari ini mungkin pikiran kita dipenuhi oleh penyambutan jutaan malaikat di sorga saat Kristus tiba disana. Jutaan malaikat mengelilingi Dia dan mulai memuji menyembah Dia.
Disana Ia menunjukkan kepada BapaNya bekas tusuka paku di tangan dan kakiNya, bekas tikaman tombak di lambungNya serta bekas tancapan mahkota duri di kepalaNya. Disana Sang Bapa menerima Dia dengan sukacita, sehingga sampailah apa yang dinubuatkan Daud : "Demikianlah Firman Tuhan kepada tuanku: "Duduklah di sebelah kanan-Ku, sampai Kubuat musuh-musuhmu menjadi tumpuan kakimu." (Mazmur 110:1)
Sesungguhnya banyak yang perlu kita renungkan, tetapi satu perkara yang tidak bisa kita lupakan: DIA yang pergi akan kembali ! Tuan rumah yang pergi ke tanah yang jauh akan kembali. Tuhan Yesus yang naik ke sorga di hadapanmu akan kembali. Â
Inilah inti berita hari ini : Ia pergi untuk kembali. Berarti Ia meninggalkan bagi kita suatu tanggungjawab. Maksunya adalah Ia pergi, supaya kita bekerja. Ia pergi, supaya kita diuji. Ia pergi supaya kita mendapat kesempatan membuktikan kesetiaan kita selama Ia tidak hadir secara fisik.
Bukanlah perkara kebetulan, bahwa kita disuruh hidup antara masa Kenaikan dan Kedatangan kembali. Maksudnya agar supaya kita ikut dalam tugas persiapan raksasa untuk menyambut kedatanganNya kembali.
Ia telah datang di waktu yang lau, dan Ia akan datang lagi di waktu depan. Dalam kedatanganNya yang pertama, Yohanis Pembaptis ditugaskan untuk menyiapkan suatu bangsa yang tersedia bagiNya. Untuk kedatanganNya yang kedua, bukan lagi Yohanis Pembaptis yang bertugas, tapi saya dan saudara. Kitalah yang ditugaskan untuk menyiapkan bangsa-bangsa meyambut kedatanganNya.
KedatanganNya yang pertama adalah kedatangan dalam kehinaan. Kedatangan pertama adalah kedatangan Anak dalam palungan. Kedatangan pertama adalah kedatangan Hamba yang menderita.