Juran mendefinisikan mutu sebagai kesesuaian bagi penggunaan (fitness for use), ini berarti bahwa suatu produk atau jasa hendaklah sesuai dengan apa yang diperlukan atau diharapkan oleh pengguna. Lebih jauh Juran memperkenalkan tiga proses pengembangan mutu atau yang biasa dikenal dengan istilah Juran trilogy. Managing for quality makes extensive use of three such managerial processes:
a)Quality planning
Perencanaan mutu merupakan sebuah langkah awal dalam proses mencapai sebuah mutu pendidikan. Perencanaan yang matang dan cermat sangat diperlukan agar peningkatan dan pengendalian mutu pendidikan dapat dilakukan dengan baik. Sehingga mutu pendidikkan yang menjadi sebuah tujuan dari proses pengelolaan pendidikan dapat diraih.
b)Quality control
Pada proses pengendalian mutu ini terdiri dari beberapa langkah, antara lain:
1)Memilih Subjek Pengendalian/Choose Control Subjects
Langkah pertama yang dilakukan dalam proses pengendalian mutu adalah memilih subjek kontrol. Subjek pengendalian berasal dari berbagai sumber yang meliputi kebutuhan pelanggan yang sesuai untuk fitur produk, analisis teknologi untuk menerjemahkan kebutuhan pelanggan ke dalam fitur produk dan proses, fitur proses yang secara langsung mempengaruhi fitur produk, standar industri dan pemerintah, perlu melindungi keselamatan dan lingkungan manusia, dan perlu menghindari efek samping seperti iritasi pada karyawan atau pelanggaran terhadap komunitas tetangga.
Pada lembaga pendidikan subjek kontrol berasal dari pelanggan pendidikan, dan melalui standar mutu pendidikan, baik standar mutu internal maupun eksternal. standar mutu internal yaitu merupakan standar mutu yang ditetapkan oleh masingmasing lembaga pendidikan, sedangkan standar mutu eksternal merupakan standar mutu yang ditetapkan oleh instansi pemerintah.
2)Menentukan Pengukuran/Establish Measurement
Setelah memilih subjek kontrol, langkah selanjutnya adalah menetapkan sarana untuk mengukur mutu kinerja barang atau jasa. Pengukuran merupakan salah satu tugas yang paling sulit dalam manajemen mutu. Dalam menetapkan pengukuran kita perlu secara jelas menentukan alat pengukuran, frekuensi pengukuran, cara data akan direkam, format untuk melaporkan data, analisis yang akan dilakukan pada data untuk mengonversi data. untuk informasi yang dapat digunakan, dan siapa yang akan membuat pengukuran. Penggunaan data hasil pengukuran/evaluasi menjadi sangat penting di dalam menetapkan proses manajemen mutu pendidikan.
Hasil pengukuran merupakan informasi umpan balik bagi kepala sekolah atau stakeholders mengenai kondisi riil bagaimana gambaran proses mutu yang ada dalam lembaga pendidikan. Bahkan, hasil evaluasi harus menjadi dasar untuk mengambil keputusan bagi kepala sekolah atau stakeholder. Mutu pendidikan dapat diukur dengan adanya kepuasan dari pelanggan pendidikan dan kesesuaian dengan standar mutu yang sudah ditetapkan, baik standar mutu internal maupun eksternal