Diantaranya hendak menenangkan, tapi air muka kejujuran tak lagi berselera menatap benda bernama piring itu.
Demi sebuah penghormatan kepada rejeki di hadapan,
si jujur itu pun harus menghabiskannya termasuk tumpukan dolar, untuk hidangan meja bundar.
Meskipun alat pendingin ruang telah dipasang hingga derajat paling kecil,Â
hembusan angin pun tak lagi menyeruakkan kesejukan untuknya.
Si jujur itu pun hengkang tanpa peduli dengan gemerincing piring dan simbolis kedua tangan yang terkatup.
Jelang Jam Makan Siang di Jakarta, 3 Desember 2023
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2HBeri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!