Hmm.. David seperti mempertimbangkan sesuatu, sambil melihat ke arah jam dinding di kamarnya.
       Setan yang tak putus asa, terus saja menggoda bani Adam itu. Gak mau aku kena skakmat si bani Adam ini. Aku harus menang! "Lagipula, apakah kamu berpuasa ada yang lihat?"
       Suasana pun tiba-tiba senyap. Tak terdengar suara baik dari masjid, nyanyian sunyi di pagi hari, bahkan suara keluarga David pun masih belum terdengar. David menghentikan kegiatannya bermain ponsel.
       Yes, aku menang kan. Gak bisa jawab kan tuh bani Adam. Paling jawabannya, iya memang gak ada manusia yang lihat saya puasa atau tidaknya. Setan menari-nari kesenangan.
      "Ada,"
      "Siapa?"
      "Kau ini nggak nyadar yah. Kau yang makhluk ghaib aja bisa liat aku. Lalu bagaimana dengan DIA, Maha Pencipta?"
      Eh kok jadi gini sih. "Tapi kan .. Ak.." Setan terperanjat.
      "Allah Yang MahaKuasa menciptakan kita semua makhluk-NYA. Pastinya bisa lihat aku, dong! Apakah aku memang berpuasa atau nggaknya!"
      "Aku.... Set..Set..a...annnn." Setan lari tunggang langgang karena mendengar suara azan.
      "A'udzu billahi minasy-syaithanir-rajiim." David mengucapkan hamdallah, lalu bergegas ke masjid untuk sholat Subuh.