"Gimana, ke sini? Susah nggak?" tanya wanita manis itu seraya mempersilakan aku duduk.Â
"Lu-mayan." Suaraku sedikit bergetar karena duduk bersebelahan dengannya.
"Pesan duluan aja." Ucapnya.
"Kamu saja dulu."
Arni, wanita yang mengenakan kemeja motif bunga itu terlihat sangat angkuh. Entah karena penampilannya yang tidak seperti pertama kali kami bertemu, atau perasaanku saja yang merasa sangat jauh darinya. Akh..lagi-lagi perasaan galau datang.Â
Tak lama kemudian makanan yang kami pesan sudah terhidang di meja. Aku perhatikan, ia lebih nyaman berbincang-bincang dengan kedua temannya itu. Mungkin lebih baik aku berinisiatif untuk membuka percakapan lebih dulu.
"Kamu, suka masakan apa?"
Pertanyaannya mengenai masakan, pasti akan merembet pada hal lain, batin Arni. "Suka apa saja. Kenapa memang?"
"Hanya bertanya saja, siapa tahu selera kita sama."
Wajah Arni tampak datar. Ia sibuk melihat ke arah makanan, lalu sesekali mengalihkan pandangan ke teman-temannya. Aku mencari kata-kata lain.
"Oh iya, bagaimana tanggapanmu tentang perkenalan yang diiringi komitmen?"