Dengan Hipotesis ; Dengan melakukan pilah sampah dikantin, sampah disekolah akan bisa lebih dimanfaatkan dan otomatis akan mengurangi buangan sampah dari sekolah ke TPA.
Maka peserta didik bisa merancang suatu eksperimen dengan menggunakan metode pre-test dan post-test. Pada tahap pre-test, peneliti akan mengumpulkan data tentang jumlah sampah yang dihasilkan oleh kantin dan jumlah sampah yang dibuang dari sekolah ke TPA dalam waktu tertentu sebelum program pemilahan sampah diterapkan. Kemudian, pada tahap post-test, peneliti akan melakukan pengumpulan data yang sama setelah program pemilahan sampah di kantin diterapkan. Data yang dikumpulkan dapat dianalisis dan dibandingkan menggunakan teknik statistik yang tepat. Jika terdapat perbedaan yang signifikan antara data pre-test dan post-test, maka hipotesis dapat diterima. Namun, jika tidak ada perbedaan yang signifikan, maka hipotesis harus direvisi atau ditolak.
6. Prosedur/Langkah-Langkah Penelitian
Keterampilan menuliskan proses penelitian sangat penting karena hal ini memungkinkan para peneliti untuk mengomunikasikan ide, hipotesis, metodologi, hasil, dan kesimpulan penelitian mereka secara efektif dan efisien kepada audiens yang berbeda-beda. Dengan menulis secara jelas dan terstruktur, para peneliti dapat memudahkan pembaca untuk memahami tujuan dan relevansi penelitian mereka, serta memvalidasi klaim dan temuan yang diperoleh. Selain itu, kemampuan menulis yang baik juga membantu peneliti untuk meningkatkan visibilitas dan reputasi mereka di kalangan akademik, dan memperoleh kesempatan untuk mempresentasikan penelitian mereka di konferensi dan seminar ilmiah.
Contoh Kongkret Prosedur/Langkah-Langkah Penelitian
Setelah menguji hipotesis, Peserta didik (PD) melalui penulisan hasil uji coba yang telah di approve oleh guru pendamping, barulah  PD bisa menginisiasi proses aksi dengan sebelumnya belajar menuliskan prosedur atau langkah-langkah penelitian, minimal dari latar belakang yang akan mengantar pada rumusan masalah dengan justifikasi teoritis yang akan mengantar pada hipotesis dan pengujian hipotesis. Tentunya penulisan prosedur atau langkah-langkah penelitian harus dengan kaidah-kaidah penulisan Ilmiah yang dipelajari sebelumnya. Dalam tahap ini PD juga bisa belajar penulisan jurnal ilmiah yang diawali dengan resume proses penelitian atau dikenal dengan istilah Abstract.
7. Menyusun alat ukur penelitian
Penyusunan alat ukur dalam penelitian adalah proses untuk mengembangkan instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur variabel yang diteliti secara sistematis dan akurat. Alat ukur yang baik harus memiliki validitas dan reliabilitas yang baik, sehingga dapat memberikan data yang akurat dan dapat diandalkan, alat ukur penelitian dan pengujian hipotesis saling terkait. Alat ukur yang baik dapat mendukung pengujian hipotesis yang tepat, sehingga hasil penelitian yang didapatkan dapat diandalkan dan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Contoh Kongkret Menyusun alat ukur penelitian dalam P5
Menyusun alat ukur penelitian dalam proses P5 tentunya dilaksanakan saat tahapan pengujian hipotesis, semisal dengan contoh hipotesis; dengan melakukan pilah sampah dikantin, sampah disekolah akan bisa lebih dimanfaatkan dan otomatis akan mengurangi buangan sampah dari sekolah ke TPA
Maka PD bisa mengarahkan pada variabel penelitiannya. Variabel X atau variabel independen adalah "pilah sampah dilakukan di kantin". Variabel ini adalah faktor yang dimanipulasi oleh peneliti untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel dependen atau hasil. Â Variabel Y atau variabel dependen adalah "sampah di sekolah dapat lebih dimanfaatkan dan secara otomatis dapat mengurangi buangan sampah dari sekolah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA)". Variabel ini merupakan hasil atau efek dari variabel independen atau faktor yang dimanipulasi.