Kedepannya juga, aura birokrasi juga berubah menjadi transformasi kearah profesionalisme yang dimaksudkan adalah keterbukaan seleksi kepada siapa saja yang bisa terlepas statusnya, yang terpenting kesanggupan dan pengalaman yang memampukan menyelesaikan tugas-tugas berat tersebut.Â
Bisa jadi, dari 20an lebih posisi Dirjen dan setara, diharapkan untuk unit strategis juga terbuka kepada non ASN. Semisal jika boleh diusulkan bahwa Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, Kemendikbudristek bisa dipegang oleh Profesional seperti Imigrasi, tidak harus ASN.
Kembali lagi soal Imigrasi, 73 tahun Imigrasi harapannya dibawah kepemimpinan seorang profesional adalah bukan sekedar figurnya saja melainkan rakyat menanti kerja dan terobosan yang mumpuni dari sosok tersebut beserta kolaborasi secara teamwork yang terbangun agar lebih business oriented (secara positif adalah efisiensi dan efektivitasnya bukan pada maksud profitnya).Â
PNBP Imigrasi memang tertinggi sejak 2022 dan semoga 2023 bisa dipertahankan bahkan lebih maksimal dengan segenap terobosan baik secara fisik seperti perbaikan dalam autogate di Bandara Internasional maupun yang berbasis teknologi digital seperti M-Paspor, hingga Molina sebuah situs permohonan visa secara online. Belum lagi tantangan berat konsolidasi yaitu berkaitan dengan kesejahteraan berbanding pada output kinerja.Â
Harapannya sesuai dengan yang disampaikan dalam Rakernas Imigrasi. Bahwa hal ini bisa diperhatikan apalagi berkaitan dengan pencegahan terhadap penyelewengan dalam memastikan pelayanan prima kepada semua tidak terkecuali sasaran imigrasi yang juga melayani warga dunia.
Semoga 73 Tahun Semakin Maju, Semakin Amanah, dan Semakin PASTI.Â
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI