Mohon tunggu...
Felicia Ivana
Felicia Ivana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Mercu Buana

NIM: 46124010014 // S1 Psikologi // Psikologi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Diskursus Gaya Kepemimpinan Aristoteles

23 Oktober 2024   18:54 Diperbarui: 23 Oktober 2024   18:54 216
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Modul Apollo, Prof. Dr, M.Si.Ak

Dalam pandangan Aristoteles, kedekatan dan pemahaman langsung terhadap dampak keputusan sangat penting bagi pengembangan kebajikan moral. Pemimpin yang bijaksana harus selalu mempertimbangkan dampak dari tindakan mereka, dan teknologi tidak boleh digunakan sebagai sarana untuk mengurangi rasa tanggung jawab moral. 

Penggunaan teknologi, meskipun bermanfaat, tidak boleh menggantikan nilai-nilai etika yang mendasari setiap tindakan kepemimpinan.

Kepemimpinan, Kebajikan, dan Pembangunan Sosial: Relevansi Aristoteles dalam Isu Global

Selain tantangan yang ditimbulkan oleh teknologi, kepemimpinan modern juga dihadapkan pada isu-isu global yang kompleks, seperti perubahan iklim, ketimpangan ekonomi, dan krisis pengungsi. 

Dalam konteks ini, gagasan Aristoteles tentang kepemimpinan dan kebajikan memiliki relevansi yang kuat, karena pemimpin di era globalisasi harus mampu menyeimbangkan kepentingan nasional dengan tanggung jawab global.

A. Perubahan Iklim: Tanggung Jawab Pemimpin dalam Mewujudkan Keadilan Ekologis

Perubahan iklim adalah salah satu tantangan terbesar yang dihadapi pemimpin global saat ini. Kebijakan yang diambil oleh pemimpin politik dan bisnis akan berdampak besar terhadap keberlanjutan planet ini. Pemimpin yang baik harus memahami pentingnya keadilan ekologis dan tanggung jawab untuk melindungi lingkungan bagi generasi mendatang.

Aristoteles, meskipun tidak hidup dalam era modern yang memahami perubahan iklim, tetap akan mendukung prinsip ini dengan mengacu pada konsep phronesis dan tanggung jawab moral. Seorang pemimpin yang bijaksana harus dapat melihat melampaui kepentingan jangka pendek dan mempertimbangkan dampak jangka panjang dari kebijakan mereka terhadap lingkungan. 

Mereka harus berusaha untuk mencapai keseimbangan antara kebutuhan ekonomi saat ini dengan perlindungan sumber daya alam bagi generasi masa depan.

Selain itu, Aristoteles akan berpendapat bahwa pemimpin harus mempromosikan kehidupan yang selaras dengan alam, di mana kesejahteraan individu dan masyarakat tidak bertentangan dengan keberlanjutan ekologis. 

Pemimpin yang bijaksana harus mendorong kebijakan yang mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan, serta mengedukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun