Sejak awal masa jabatannya, Paus Fransiskus menekankan pentingnya kerendahan hati. Dalam pandangan Aristoteles, kerendahan hati adalah salah satu kebajikan yang sangat penting bagi seorang pemimpin, karena ia menunjukkan kemampuan untuk menempatkan diri tidak di atas orang lain, tetapi sebagai pelayan.
Paus Fransiskus sering kali menghindari gaya hidup mewah yang biasanya diasosiasikan dengan posisi paus, memilih untuk tinggal di sebuah apartemen sederhana dan sering kali terlihat membantu mereka yang membutuhkan secara langsung.
Ini mencerminkan prinsip keadilan Aristoteles, di mana pemimpin harus mengutamakan kesejahteraan orang lain, terutama yang paling lemah dalam masyarakat. Paus Fransiskus dengan tegas berbicara mengenai ketidaksetaraan global, perlunya tanggung jawab sosial, dan upaya untuk memperjuangkan keadilan sosial, baik di tingkat lokal maupun internasional.
b. Kebaikan Bersama dalam Isu-isu Global
Paus Fransiskus juga telah mengambil sikap tegas dalam mendukung kebaikan bersama dalam isu-isu global, seperti perubahan iklim dan keadilan sosial. Ensikliknya yang terkenal, Laudato Si', menyoroti krisis lingkungan yang sedang dihadapi dunia dan menyerukan tindakan bersama dari semua bangsa untuk menyelamatkan planet ini bagi generasi mendatang.
Pandangan Paus Fransiskus ini sangat sesuai dengan prinsip eudaimonia Aristotelian, di mana pemimpin harus mengambil keputusan berdasarkan kesejahteraan jangka panjang bagi masyarakat luas, bukan hanya keuntungan jangka pendek.Â
Sikapnya terhadap perubahan iklim juga mencerminkan kebajikan moral, di mana ia mengakui bahwa tindakan individu dan negara dapat berdampak besar pada kesejahteraan global.
Elemen Spesifik dalam Penerapan Gaya Kepemimpinan Aristoteles di Berbagai Bidang
Setelah membahas beberapa studi kasus, kita akan menganalisis secara lebih spesifik bagaimana prinsip-prinsip kepemimpinan Aristotelian diterapkan dalam berbagai konteks modern, seperti pendidikan, bisnis, politik, dan komunitas global.Â
Setiap bidang ini memiliki karakteristik unik yang mempengaruhi cara prinsip-prinsip ini diterapkan, tetapi elemen dasar seperti kebajikan moral, phronesis, dan kebaikan bersama tetap relevan.
1. Penerapan Prinsip Aristotelian dalam Pendidikan: Mengembangkan Generasi Pemimpin