Mohon tunggu...
Ferra ShirlyAmelia
Ferra ShirlyAmelia Mohon Tunggu... Perencana Keuangan - istri yang suka menulis dan minum kopi

senang bekerja dan belajar dari rumah

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mahar yang Bernilai: Investasi Cinta dan Masa Depan

13 Januari 2025   13:58 Diperbarui: 13 Januari 2025   14:50 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dito terdiam, sembari menatap cincin emas di jari Vani. Cincin itu adalah simbol janjinya untuk membahagiakan istrinya. Namun, kebutuhan yang mendesak lebih penting daripada mempertahankan simbol tersebut. Dengan sangat berat hati, Dito akhirnya setuju.

Keesokan harinya, cincin itu terjual, dan uangnya cukup untuk membayar kontrakan serta kebutuhan lainnya. Meski berat, Vani ikhlas. Baginya, cinta dan komitmen mereka lebih berharga daripada sekadar memiliki sebuah cincin.

Menutupi Kesusahan

Saat mendekati hari raya, Vani dan Dito merencanakan mudik ke kampung halaman. Namun, Vani merasa khawatir. Bagaimana jika orang tuanya menyadari bahwa cincin mahar itu sudah terjual?

"Mas, kita beli cincin imitasi saja yuk," usul Vani. Yang penting mereka tidak tahu. Aku tidak mau mereka khawatir."

Dito tersenyum melihat kebijaksanaan istrinya. Mereka pun membeli cincin sederhana seharga puluhan ribu di sebuah toko, bentuknya pun sangat mirip dengan cincin mahar mereka. Meski hanya imitasi, cincin itu menjadi simbol baru perjuangan mereka.

Di kampung halaman, tak seorang pun menyadari bahwa cincin itu hanyalah kamuflase. Orang tua Vani pun merasa tenang melihat putrinya tetap bahagia. Dalam hati, Vani bersyukur karena bisa menjaga perasaan orang tuanya meskipun ia sendiri sedang berjuang keras di perantauan.

Meniti Masa Depan yang Lebih Baik

Tahun-tahun berlalu, perjuangan mereka membuahkan hasil. Usaha Dito mulai berkembang, stabil dan memberikan banyak keuntungan, bahkan hutang-hutang yang selama ini menjadi beban akhirnya lunas. Dito pun memiliki mimpi baru untuk Vani.

Pada suatu malam, ia mengajak Vani berbicara. 

"Van, aku ingin kamu berhenti bekerja," katanya pelan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun