Mohon tunggu...
Feby Mutia maharani
Feby Mutia maharani Mohon Tunggu... Jurnalis - Mahasiswa

Hari ini Saya Menjadi Penonton, Tapi Esok Hari Saya Akan Menjadi Pemain.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Krisis Mental di Kalangan Mahasiswa Milenial: Benarkah Mereka Kurang Tangguh?

2 November 2023   12:12 Diperbarui: 2 November 2023   20:18 368
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Artikel ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas Mata Kuliah Kesehatan Mental yang diampu oleh Prof.Dr.Syamsu Yusuf LN., M.Pd dan ibu Nadia Aulia Nadhirah M.pd

Kesehatan mental atau mental health merupakan kondisi yang berkaitan dengan psikologis, jiwa dan emosi seseorang. Dalam beberapa tahun terakhir, isu kesehatan mental menjadi isu yang sedang memarak di kalangan remaja milenial terkhususnya mahasiswa dan mendapatkan perhatian yang signifikan di seluruh dunia. Kieling dkk (2011). menyebutkan bahwa terdapat satu dari lima remaja yang ada diseluruh dunia mengalami masalah kesehatan mental.

Masa remaja merupakan periode transisi dari masa anak-anak menuju dewasa dan terjadinya perubahan dalam aspek biologis, psikologis dan sosial (L.N dan Sugandhi, 2022). Masa remaja juga merupakan masa kritis yang ditandai dengan berbagai perubahan seperti fisik, emosional, dan sosial yang membuat remaja rentan dengan masalah kesehatan mental, mahasiswa khususnya. 

Lalu apakah benar faktor penyebabnya karena mereka kurang tangguh?

 Ada beberapa Faktor yang dapat mempengaruhi perkembangan krisis mental remaja terkhususnya mahasiswa seperti kecemasan berlebih, depresi, dan gangguan emosional yang biasanya disebabkan oleh penyalahgunaan teknologi, tekanan akademis, ekspektasi keluarga, hubungan dengan teman sebaya, salah mengambil jurusan, masalah percintaan dan ketidakpastian masa depan. (Lehtimaki et al., 2021; McCrory et al., 2020). 

Masalah-masalah yang dihadapi mahasiswa di atas harus segera ditangani agar tidak terjadi krisis mental yang berakibat fatal sehingga terjadinya penyimpangan-penyimpangan moral karena tidak adanya dorongan dan motivasi dari lingkungan sekitar.

Penyebab lainnya yaitu dihadapkan pada berbagai tantangan, yaitu stres akademik, konflik keluarga dan harapan sosial yang dapat memiliki implikasi signifikan bagi kesehatan mental dan kesejahteraan mereka. 

Kesehatan mental merupakan masalah gangguan jiwa yang mempunyai angka prevalensi yang tinggi sehingga mahasiswa menjadi populasi yang rentan mengalami masalah mental karena berbagai stressor yang dihadapi mereka. Namun jarang sekali mahasiswa mengakses layanan kesehatan mental. Hal ini dikarenakan adanya stigmatisasi, anggapan mahalnya pelayanan, dan kurang tersedianya pelayanan kesehatan mental.

Lalu bagaimana penanganan agar krisis mental di kalangan mahasiswa ini tidak terus memarak?

Untuk mengetahui seseorang mengalami masalah kesehatan mental tentu tidak mudah, karena tidak dapat diukur oleh yang bukan ahli di bidangnya. Untuk itu, perlunya pengenalan terhadap gejala awal dan faktor penyebab gangguan mental seseorang khususnya mahasiswa sebelum berakibat lebih lanjut. Ada beberapa jenis gangguan mental yang harus dihindari yaitu:

  • Depresi 

Kasus bunuh diri pada kalangan mahasiswa sudah cukup banyak. Kondisi ini juga dipaparkan lebih serius oleh World Health Organization atau WHO, dimana salah satu penyebab terbesar kematian mahasiswa adalah selfharm, yaitu tindakan yang dilakukan oleh remaja untuk melukai dirinya sendiri akibat depresi. Apabila dibiarkan dan tidak diobati maka depresi ini bisa berujung pada resiko bunuh diri.

  • Insomnia 

Banyaknya gempuran tugas terkadang membuat mahasiswa mengerjakan tugas sampai larut malam. Kebiasaan ini dapat berdampak pada kesehatan mahasiswa itu sendiri sehingga waktu istirahat tidak cukup yang mengakibatkan sulitnya berkonsentrasi dan berpikir dengan baik.

  • Rasa cemas berlebih

Cemas berlebihan atau anxiety disorder dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Gangguan kecemasan nyatanya tidak dapat disepelekan, karena menyebabkan gangguan fisik hingga meningkatkan risiko penyakit jantung.

  • Pola makan yang tidak teratur

Biasanya hal ini adalah gejala yang umum terjadi di kalangan mahasiswa. Kebanyakan dari mereka stres karena tugas yang menumpuk dan jauh dari orangtua sehingga mereka sering menunda waktu makan dan sulit mengatur pola makan yang bergizi. Hindari pola makan yang tidak teratur dan jaga kandungan gizi makanan agar terhindar dari masalah gangguan makan yang berakibat pada kesehatan mental.

Upaya yang harus dilakukan agar terhindar dari gangguan kesehatan mental pada mahasiswa adalah:

  • Lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Dengan berdzikir dan rutin membaca Al-Qur'an. Karena semakin dekat seseorang kepada Tuhan dan semakin banyak ibadahnya, maka akan semakin tentramlah jiwanya serta mampu menghadapi kekecewaan dan kesukaran dalam hidup. Sebagaimana firman Allah SWT.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ

 Artinya: "Wahai manusia, sesungguhnya telah datang dari Tuhanmu Al-Qur'an yang mengandung pelajaran, penawar bagi penyakit batin (jiwa), tuntunan serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (Q.S Yunus :57). 


  • Mendekatkan diri dengan lingkungan keluarga dan bersosialisasi dengan teman sebaya.

Berbicaralah dengan mereka agar rasa cemas dan stres tidak disimpan untuk diri sendiri. 

Terkadang kita hanya butuh untuk didengar dan dinasihati agar merasa lebih baik dan tidak gegabah dalam mengambil keputusan.

  • Luangkan waktu untuk Me time

Mulailah dengan melakukan sesuatu yang disukai seperti menonton film, jalan-jalan, mendengarkan musik atau hal lain tergantung kebiasaan individu dalam melakukan refresh masing-masing.

  • Istirahat yang cukup

Cobalah mulai dengan menerapkan pola istirahat yang cukup agar terhindar dari masalah sulit berkonsentrasi dan membantu berpikir lebih baik.

  • Tentukan tujuan diri sendiri

Jangan memaksakan diri terlalau keras, mulailah dengan membuat skala tugas secara teratur dan tersusun, tidak peduli sekecil apapun tugas yang dilakukan. Ingat kembali tujuan awal sehingga akan timbul kembali semangat dalam diri.

Dapat disimpulkan bahwa pentingnya menjaga kesehatan mental pada mahasiswa di era gempuran teknologi diperlukan dukungan dari lingkungan sekitar seperti pola asuh orangtua dalam memberikan motivasi, hubungan atara teman sebaya yang sehat, pemanfaatan teknologi dengan positif, dan keterbukaan komunikasi dengan sekitar. 

Selain dari lingkungan sekitar, diperlukan juga upaya pencegahan dari diri terlebih dahulu seperti mendekatkan diri kepada yang maha kuasa, sebagaimana dalam firman Allah SWT.

أَلَا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ

"Ingatlah, bahwa hanya dengan banyak mengingat Allah hati menjadi tenang" (Q.S Ar-Ra'd: 28).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun