Mohon tunggu...
Feby Indirani
Feby Indirani Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Jurnalis, Pencinta Kehidupan

Ruang berbagi pemikiran, pengalaman, bacaan, tontonan, apresiasi saya kepada kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Ruang Tunggu

28 November 2016   10:52 Diperbarui: 28 November 2016   21:51 919
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Entah untuk berapa lama, ia tidak tahu. Ia kemudian berhenti begitu saja. Bukan karena lelah atau haus, tapi lebih karena jemu. Dan ketika ia membuka mata, perempuan itu masih ada di hadapannya. Menatapnya dengan raut wajah dan posisi duduk yang sama.

Rohman sangat ingin mencekiknya. 

“Kau bilang tadi ini Ruang Tunggu?”

“Ya.”

“Lalu apa setelah ini?”

“Saya tidak akan memberitahu, itu bukan tugas saya.”

“Berilah petunjuk, sedikit saja!”

“Saya sudah memberitahu apa yang kamu perlu tahu. Tidak akan ada bidadari untukmu.”

“Lalu ada apa?”

Lagi-lagi perempuan itu tertawa. Nadanya kali ini lebih bersahabat daripada meledek.  “Kalau saya cerita memangnya kamu percaya? Selama ini kan kamu percaya pada guru-gurumu itu.  Nah ternyata kamu dikibuli. Titik. Kamu cuma dimanfaatkan saja, dibodoh-bodohi. Mereka itu belum pernah berkunjung kemana-mana selain berputar-putar di pikiran sesat mereka sendiri, boro-boro sampai di Ruang Tunggu seperti kamu.”

“Brengsek! Brengsek! Brengsek” maki Rohman. Kemudian kembali menangis. Lalu berguling-guling, menendang-nendang, memukul-mukul, terus menerus melakukannya, terus menerus, tanpa merasa lelah. Tapi setelah entah berapa lama, akhirnya ia merasa jemu. Ia kembali duduk berhadapan dengan perempuan itu, yang masih menatapnya dengan raut muka dan posisi duduk yang sama. Batang rokoknya tidak memendek, dan asapnya terus mengembuskan aroma kretek.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun