Era modernisasi ini tradisi tembang mulai mengalami kemerosotan. karna kurangnya generasi muda yang tertarik untuk belajar membaca daun lontar atau memaos yang merupakan bagian dari tradisi nembang. Kurangnyya penerus yang berminat untuk mempelajari tembang karna budaya tradisi nembang terlihat keramat di pandangan masyarakat sekarang,karna mereka tidak tau makna sebenarnya yang terkandung dalam tradisi tersebut.  Â
     Di era perkembangan zaman saat ini nembang sudah jarang dilakukanÂ
"nani wah jarang arak dengan nembang,sengat dengan lebih pelek molahn dekn mele ribet,nani yeloekan dengan beli adat ntan nyongkolan,jarang arak acare nyorong jarin jarang arak dengan nembang,ye loekan dengan pelek molah dengan tetukah isik kepeng doang nani"
 kata amak murni pria paruh baya yang sudah berusia setengah abad itu, menerawang ke masalalu dengan menggelengkan kepala seolah kecewa melihat perkembangan di zaman sekarang.
    Nembang Sorong Serah bukan sekadar nyanyian, melainkan melodi cinta, tradisi, dan nilai-nilai luhur Sasak. Di balik keindahan melodinya, terkandung makna mendalam tentang cinta, kesetiaan, dan pesan moral yang terus menginspirasi generasi muda. Melestarikan tradisi ini berarti menjaga warisan budaya yang tak ternilai dan memperkaya khazanah budaya bangsa Indonesia.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI