Komunitas anti social dikatakan sebagai bentuk kelompok anak-anak atau orang-orang yang memiliki gaya hidup sesuai dengan selera mereka, tanpa disadari apakah selera tersebut sejalan dengan nilai norma social atau tidak.Â
Dengan kata lain, kelompok antisosial dapat dikatakan kelompok yang bebas dari nilai-nilai da norma-norma social. Bagi mereka nilai-nilai dan norma-norma social dianggap sebagai bentuk kekangan yang mengikat kebebasannya. Mereka dapat melakukan apa pun tanpa peduli apa yang dikatakan oleh orang-orang atau masyarakat disekililingnya.
Diantara kelompok ini dapat dijumpai dijalanan dengan mengenakan pakaian yang berbeda dari kelompok lain yang "Normal". Sebagian orang berpendapat bahwa kelompok anak-anak jalanan adalah kelompok anak-anak yang tidak layak hidupnya, menderita dan tidak mampu memenuhi hak-haknya sebagai anak, seperti belajar,kasih sayang, dan sebagainya.
Dengan demikian, prilaku antisosial adalah kepribadian seseorang yang menunjukkan keacuhan, ketidakpedulian, dan/atau permusuhan yang seronok kepada orang lain,terutama yang berkaitan dengan norma social dan budaya.
Orang yang antisosial biasanya blak-blakan dan tidak memedulikan hak dan perasaan orang lain. Istilah antisosial secara formal disebut penyimpangan kepribadian yang antisosial (antisocial personality disorder).Â
Orang dengan penyimpangan ini, kebanyakan laki-laki, memiliki rasa pengendalian emosi negative yang rendah, rasa empatinya sedikit, dan biasanya merasa kosong atau hampa. Bahkan ada sebagian orang dari kelompok ini sendiri seringkali dicap sebagai kelompok "Raja tega", dikarenakan kelompok ini kebanyakan tidak memiliki rasa belas kasihan kepada orang lain.
 Faktor-faktor yang mendorong terbentuknya prilaku antisosial, antara lain:
 Adanya gangguan mental.
 Faktor keturunan.
 Stres dan sosiokultural.
 Faktor lingkungan.