Mohon tunggu...
Febri surya
Febri surya Mohon Tunggu... Lainnya - Pelajar

🏴‍☠️

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Askara

24 Februari 2021   11:11 Diperbarui: 24 Februari 2021   11:22 205
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

" ah kamu, masa lupa sih sama perkataan aku waktu kita baru kenal." Devano yang berusaha mengingatkan ku pada perkataannya yang pernah dia berikan kepada ku.

Ku jawab dengan sigap, " jangan pernah bilang gabisa sebelum mencoba hahahahaha."

Karena ucapan Devano, aku pun menjadi percaya diri untuk mengikuti SBMTPN, dan semakin sadar bahwa harapan tidak hanya ada pada satu jalan. Melihat aku belajar lagi dengan serius, bapa sedikit sedikit mulai mendukung ku lagi.

"kalo ada kebutuhan untuk kamu belajar, bilang aja sama bapa ya.' Ucap bapa ku sembari menyemir sepatunya.

" makasih pa, nanti Atma juga bilang ko kalo ada butuh," jawabku dengan rasa gembira.

"aku harus bisa mengangkat derajat keluarga ini,jangan sampai aku hanya menjadi beban bagi mereka" ucapan hatiku mengatakan begitu. Tiada hari yang kulewati tanpa belajar. Siang dan malam aku berada di hadapan buku, untuk melatih kemampuan ku mengerjakan soal soal yang diharapkan keluar pada saat SBMPTN nanti. Aku pun mendaftar kan diri untuk mengikuti SBM. Setelah penantian yang cukup singkat aku pun dihadapkan pada soal soal untuk memenuhi syarat agar lolos SBMPTN dengan sempurna.

Hari itu aku diisi oleh perasaan yang sangat gembira karena soal soal yang telah ku pelajari Sebagian ada pada lembar soal SBMPTN. Percaya diri Kembali hinggap padaku. Dan hal itu juga mengantarkan ku pada gerbang Perguruan Tinggi Negri yang ku idam idamkan, aku lolos SBMPTN dengan hasil yang memuaskan.


Aku sangat berterimakasih pada Tuhan karena telah membukakan jalan yang baru untuk mencapai apa yang aku harapkan. Aku diterima di PTN yang aku impi-impikan. Orang tua ku ikut bangga melihat perjuangan yang telah aku lewati. Tentunya yang paling penting dukungan dan doa orang tua yang bisa mengantarkan mu pada apapun yang kamu mau ,walaupun tidak banyak dukungan secara materil, tetapi mereka mendidik ku dengan sangat baik. Dan Devano, dia berkuliah di luar negri, meski begitu aku tidak merasa minder pada nya, karena dia lah salah satu orang yang ikut membantu ku hinnga aku bisa menempuh jalan ini.


Walaupun harapanku menjadi pemain basket profesional telah pudar, tapi aku bisa mengenyam Pendidikan yang lebih tinggi . dan aku fokus untuk belajar agar apa yang aku impikan lagi bisa terwujud. Aku berkuliah sambil membuka kedai kopi Bersama teman teman baru di bangku kuliah ku,Limon dan Pramudya mereka adalah partner bisnis kedai kopi kami. Agar orang tua tidak begitu terbebani untuk membayar uang semester kuliah. Kedai kopi pun semakin ramai bahkan omzet nya bisa lebih dari cukup untuk membiayai diri sendiri dan membayar uang semesterku. Akhirnya aku dan partner memutuskan untuk membuka cabang.
Dengan berkat Allah SWT , doa orang tua yang maha dahsyat , dan tentunya perjuangan ku, bisa mengantarkan ku menjadi seperti saat ini. kini aku adalah mahasiswa tingkat akhir yang sebentar lagi akan lulus. Setelah menjalani perjuangan yang sangat Panjang, akhirnya aku lulus dan bangga nya lagi aku lulus dengan predikat cumlaude dengan IPK 3,8. Ketika aku lulus banyak pekerjaan yang menawari ku untuk bergabung. Dan aku memutuskan untuk mengambil pekerjaan di salah satu perusahaan motor. Aku tentunya meninggalkan usaha yang sudah aku rintis bersama kedua kawanku. Tapi mereka masih membuka bisnis tersebut dan kabar terakhir yang aku dapat Limon pun sudah bekerja di salah satu perusahaan milik negara, Pramudya melanjutkan bisnis kopi kami, dan memiliki banyak karyawan, sekarang Pramudya jadi boss nya hahaha. Devano,aku belum mengetahui lagi kabarnya saat ini, kabar terakhir kali yang aku dapat Ketika kami sama sama kuliah.


Tentunya hal ini tidak begitu saja aku dapatkan, diperlukan perjuangan dan pengorbanan untuk mengejar semua yang aku inginkan ikhtiar yang kuat, dengan doa orang tua juga tentunya. Pada akhirnya Perjuangan ku ini membuahkan hasil dan aku telah mengangkat derajat keluargaku, tapi perjuangan belum sampai disini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun