Dalam beberapa tahun terakhir, vape atau rokok elektrik telah menjadi tren baru, terutama di kalangan generasi muda. Banyak yang percaya bahwa vape lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau tradisional. Namun, apakah ini benar? Mari kita lihat lebih dekat.
Rokok adalah tembakau yang telah dikeringkan dan dibungkus dengan kertas. Rokok mengandung sekitar 600 zat kimia, termasuk 69 zat yang diketahui bersifat karsinogenik. Beberapa zat berbahaya yang terdapat dalam rokok termasuk asetaldehida, arsenik, formaldehyde, dan benzene.
Vape, atau rokok elektrik, adalah perangkat yang menggunakan baterai untuk menguapkan cairan yang mengandung nikotin dan bahan perasa. Meskipun tidak mengandung tembakau, vape tetap mengandung nikotin dan berbagai bahan kimia lainnya yang bisa berbahaya bagi kesehatan.
Perbandingan Bahaya
Rokok:
1. Mengandung tar yang dapat menyebabkan penyakit paru-paru kronis dan kanker.
2. Mengandung berbagai zat kimia berbahaya seperti arsenik dan kadmium yang dapat merusak hati, ginjal, dan otak.
3. Dampak jangka panjangnya lebih diterima sebagai penyebab kanker dan penyakit jantung.
Vape:
1. Meskipun tidak mengandung tar, vape tetap mengandung nikotin yang adiktif dan berbahaya.
2. Bahan kimia dalam vape, seperti formaldehyde dan bahan perasa, juga dapat menyebabkan kerusakan paru-paru dan penyakit lainnya.
3. Studi menunjukkan bahwa vape dapat menyebabkan kejang dan kerusakan paru serius hanya setelah beberapa bulan penggunaan.
Secara keseluruhan, meskipun vape dianggap lebih aman dibandingkan dengan rokok tembakau tradisional, keduanya tetap berbahaya bagi kesehatan. Rokok lebih dikenal dengan dampak jangka panjangnya yang lebih serius, tetapi vape juga memiliki risiko yang tidak kalah besar. Oleh karena itu, paling baik untuk menghindari keduanya demi kesehatan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H