Ketika ia memutuskan untuk melanjutkan studi di Bandung, Irham merasa ada suatu daya tarik yang kuat untuk mengembangkan hobi dan minatnya terhadap musik lebih jauh. Bandung, dengan segala keragaman budayanya, menyediakan banyak ruang bagi perkembangan kreativitas, termasuk dalam dunia musik. Berbekal pengetahuan dan pengalaman yang ia miliki selama bertahun-tahun mengumpulkan rilisan fisik, ia mulai menyalurkan minatnya tersebut dengan membeli berbagai kaset musik dari berbagai genre yang ia sukai. Tak hanya mengumpulkan, Fikri kemudian menjual kaset-kaset tersebut secara kecil-kecilan kepada teman-teman kuliahnya dan masyarakat sekitar. Pada awalnya, ia hanya menjualnya di trotoar jalanan Bandung yang ramai, berharap dapat berbagi kecintaannya terhadap musik dengan orang lain. Namun, seiring waktu, usaha kecilnya itu berkembang pesat. Ia mulai menyadari bahwa di tengah pesatnya perkembangan industri musik digital yang semakin mendominasi, masih ada banyak orang yang menghargai rilisan fisik, terutama kaset dan vinyl, sebagai suatu bentuk koleksi yang lebih berarti. Bagi mereka, rilisan fisik tidak hanya sekadar objek yang berisi musik, tetapi juga sarana untuk merasakan kedekatan yang lebih personal dengan artis dan karya mereka, sebuah kenangan yang lebih intim yang tidak dapat dirasakan dengan media digital semata. Irham pun semakin mantap untuk mengembangkan bisnis ini, berusaha memberikan yang terbaik bagi para pecinta musik yang memiliki pandangan serupa terhadap rilisan fisik yang ia tawarkan.
Dari Jalanan ke Etalase Toko
Pada tahun 1992, saat banyak rekan-rekannya mulai bekerja di bidang lain, Irham memilih untuk mengikuti hasratnya dengan berjualan kaset dan rilisan fisik lainnya di jalanan Bandung. Meskipun tidak mudah, ia merasa bahwa dunia musik adalah panggilan hatinya. Namun, berjualan di jalanan bukanlah hal yang mudah. Irham harus menghadapi berbagai tantangan, mulai dari cuaca yang tidak menentu hingga persaingan dengan pedagang lain. Ia sering berpindah-pindah tempat, mencari lokasi yang tepat untuk menarik pembeli.
Setiap tempat yang ia pilih memiliki tantangannya sendiri. Irham sering berpindah-pindah lokasi, dari satu sudut jalan ke sudut jalan lainnya, demi mencari penggemar musik yang menghargai rilisan fisik. Meskipun kondisi saat itu jauh dari nyaman, Irham tidak pernah menyerah. Justru, pengalaman tersebut semakin menguatkan tekadnya untuk bertahan dan terus berinovasi dalam menjalankan bisnisnya. Berjualan di jalanan mengajarkannya tentang ketekunan, kesabaran, dan cara beradaptasi dengan lingkungan yang terus berubah.
Â
Pada masa itu, ia harus menghadapi tantangan besar, terutama dari para preman yang sering mengganggu dan menekan para pedagang kecil. Namun, meski situasi sulit, Irham tidak menyerah begitu saja. Ia sempat beberapa kali berhadapan langsung dengan preman-preman tersebut, bertaruh pada keberaniannya dan mempertaruhkan masa depannya. Dalam setiap perjuangan yang dilalui, Irham menunjukkan ketangguhan dan keberanian luar biasa, tidak hanya dalam berjuang untuk bertahan hidup, tetapi juga dalam menjaga martabatnya sebagai seorang pedagang yang berusaha mencari nafkah dengan cara yang jujur. Keberaniannya menghadapi preman di jalanan menjadi bagian dari kisah hidupnya yang penuh warna, menggambarkan semangat juang yang tak kenal menyerah.
Â
Seiring waktu, Fikri menyadari bahwa untuk bisa terus bertahan dalam bisnis ini, ia harus lebih profesional. Tepat pada tahun 2000, Irham mendirikan toko yang diberi nama DU68 Musik, sebuah toko yang kini menjadi legenda di dunia musik fisik di Bandung. DU68 Musik bukan hanya sebuah toko kaset dan CD biasa, tetapi lebih dari itu, toko ini menjadi tempat berkumpulnya para penggemar musik, kolektor rilisan fisik, dan pecinta budaya musik yang sama.
Toko ini menjadi tempat di mana orang-orang dapat menemukan rilisan langka yang sulit didapatkan di tempat lain. Dari musik pop, rock, jazz, hingga rilisan-rilisan lokal yang jarang terdengar, DU68 Musik menjadi saksi perjalanan musik di Indonesia. Dalam beberapa tahun, toko ini berkembang pesat, berkat kerja keras dan dedikasi Irham dalam memberikan produk-produk berkualitas tinggi bagi para pelanggannya.
Du 68 Musik Sebagai Secondhome base
Fikri tidak hanya melihat DU68 Musik sebagai tempat untuk melakukan transaksi jual beli, melainkan sebagai sebuah homebase, yaitu ruang komunitas yang memungkinkan para penggemar musik berkumpul, berbagi cerita, dan memperluas wawasan mereka tentang dunia musik. Toko ini sering mengadakan acara dan gathering, di mana pengunjung bisa berdiskusi tentang rilisan langka, berbagi pengalaman mendengarkan musik, atau bahkan bertemu dengan musisi lokal.